Mohon tunggu...
HENDY RIFKISAPUTRA
HENDY RIFKISAPUTRA Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa - Menebar Manfaat

Bantu support blog saya seputar edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Childfree: Dalam Budaya Indonesia

1 Maret 2023   18:28 Diperbarui: 1 Maret 2023   18:30 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Suryanto (2021), Childfree merupakan suatu kebebasan yang sifatnya personal, dan kesepakatan antar pasangan sebagai sebuah keluarga. Kenapa ya childfree masih menjadi hal tabu di indonesia? 

Di Indonesia sendiri, childfree mulai ramai diperbincangkan setelah seorang influencer mengumumkan bahwa ia dan pasangan memutuskan untuk tidak memiliki anak, hal ini dianggap cukup mengejutkan masyarakat Indonesia sehingga menuai pro dan kontra.

Berbeda dengan masyarakat di luar negeri yang lebih menghormati hak privat dan otonomi individu. Sehingga jika terjadi hal-hal baru yang tidak sesuai dengan kelompok disekitarnya akan mendapatkan stigma. Dalam hal ini, pada umumnya di Indonesia pasangan menikah akan memiliki anak dan membesarkannya, anak merupakan salah satu hal yang dinantikan dan dinilai sebagai suatu proses yang harus dilewati pasangan.

Persepsi masyarakat terkait pentingnya memiliki anak dalam keluarga menjadi salah satu tantangan sendiri bagi para pasangan yang ingin memutuskan tidak memiliki anak secara sukarela. Sebab dengan begitu, pasangan yang memutuskan untuk childfree kemungkinan besar masih distigmatisasi oleh masyarakat.

Dalam penelitiannya, (Gillespie, 2003 dalam Basten, 2009) mengungkap dua alasan mengapa seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak secara sukarela.

Pertama, ditandai dengan meningkatnya kebebasan serta meningkatnya hubungan interpersonal dengan pasangan dan orang lain.

Kedua, adanya dorongan atau keinginan untuk menolak menjadi ibu, pilihan untuk tidak hamil dan melahirkan seorang anak untuk kemudian terbebas dari peran sebagai seorang ibu.

Pilihan untuk memiliki anak maupun childfree merupakan suatu kehendak yang bebas dipilih oleh seseorang. Kita sebagai orang luar tidak ada hak untuk menghakimi apalagi mendiskriminasi pilihan tersebut. Perlunya rasa toleransi karena hal tersebut merupakan kebebasan manusia untuk menentukan pilihan hidupnya, selama keputusan tersebut tidak merugikan lain pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun