Yang masih menyimpan rasa sakit, selanjutnya akan jadi yang menyakiti. Pelan-pelan, sembuhkan. Pelan-pelan, selesaikan.
Sama halnya dengan cycle of violence, rantai "sakit-menyakiti" akan terus berlangsung jika tidak diputus oleh pihak yang bersangkutan. Ada yang tumbuh dengan caci maki, di hatinya penuh dengan benci. la tumbuh sebagai yang tersakiti, lalu berikutnya dia menjadi seseorang yang mendidik dengan caci maki pula. Ada yang tertekan di bawah tekanan atasan, lalu dia masih menaruh benci. Di lain tempat dia jadi atasan yang menekan rekannya tanpa ampun.
Ada yang menyimpam luka dari hubungan sebelumnya, lalu dia melimpahkan beban untuk menyembuhkan pada pasangannya sekarang. Padahal menyelesaikan dan nenyembuhkan adalah tugas masing-masing. Ada yang masih punya luka, tanpa penyembuhan, tanpa penyelesaian. Lalu berikutnya dia menjadi pihak yang menaruh luka.
Aku paham pasti sakit. Hatimu bisa jadi selalu merongrong menuntut pelampiasan. Tapi jika terus dibiarkan, rantai saling sakit dan menyakiti tidak kan pernah selesai. Kamu hanya berpindah peran dari korban jadi pelaku. Maka apa yang bisa dilakukan?
Pelan-pelan, sembuhkan. Pelan-pelan, selesaikan.
Kita semua punya tugas menyembuhkan luka diri kita sendiri. Kita, bukan orang lain yang harus menyembuhkan. Kita, yang bisa memutus rantai sakit menyakiti itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H