Mohon tunggu...
Hendry Sianturi
Hendry Sianturi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

manusia yang miskin wawasan.\r\n"corgito, ergo sum; Aku berpikir maka aku ada"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Resensi Film:The Women in Black

21 Oktober 2012   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:33 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13508458271955382162

http://pcmreviews.com/ The women in balck, salah satu film horror yang membuat degap jantung dengan video yang bagus ditambah audio yang menegangkan. Film yang berdurasi sekitar satu setengah jam ini membuat para penonton masuk ke dalam 'kesenyapan' film ini. Diawali dengan seorang yang bernama Arthur Kipps (yang diperankan oleh Daniel Radcliffe) seorang duda yang memiliki seorang putra, menerima tawaran lembaga tempat ia bekerja untuk mensurvei rumah tua yang akan dijual. Sebagai seorang pekerja professional dia menerima tawaran tersebut dan meninggalkan anaknya bersama seorang pengasuh wanita di rumah. Selama sekitar satu minggu dia harus meniggalkan London untuk mensurvei rumah tua tersebut yang terletak di daerah Eal Marsh. Pertama sekali tiba di daerah itu, kesan horror sudah tampak. Raut wajah masyarakat yang tinggal di daerah tersebut menyimpan segudang misteri yang menjadi perjalanan Arthur di daerah tersebut. Arthur menginap di suatu penginapan Fisher yang baru kehilangan tiga orang putri. Kemudian seperti apa yang dikatakan bos dari lembaganya agar jika sudah sampai daerah tersebut langsung menghubungi Jarome. Kemudian Arthut pun menemui Jarome. Ketika mereka sudah bertemu ternyata Jarome menyuruh Arthur agar tidak mensurvei rumah tua tersebut. Tetapi Arthur tetap bersikeras untuk mensurvei rumah tersebut karena masih banyak berkas yang diperlukan berada di rumah tersebut. Arthur pun mengunjungi rumah tua tersebut. Dia mencari berkas-berkas yang berhubungan dengan rumah tua itu. Dalam situasi sunyi, dia merasakan ada yang misterius dalam rumah tersebut. Selesainya dia mencari berkasnya, kemudian dia kembali ke penginapan. besoknya Arthur bertemu dengan Sam, seorang laki-laki tua yang dijumpai di kereta ketika berangkat dari London menuju daerah Eal Marsh. Sam mengajaknya tinggal di rumahnya. Sam memiliki istri bernama Elizabeth. Awalnya mereka dikarunai satu orang putra, namun meninggal terbawa ombak di pantai ketika putra mereka masih berusia sekitar 8 tahun. Singkat cerita, daerah tersebut seperti kena suatu tulah, dimana sering kali berita duka tentang kematian seorang anak kecil terjadi di perkampungan itu. Awalnya ini dianggap sebagai kejadian biasa, namun intensitas yang semakin sering membuat peristiwa ini menjadi misterius. Dan ternyata setelah di analisis beberapa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut, bahwa seorang hantu wanita bergentayangan mencari putranya yang meninggal di sebuah raw. Dan wanita itu adalah pemilik rumah tua yang hendak di survey Arthur. Film horror ini layak dijadikan tontonan khususnya bagi pecinta film horror. Bagi yang ingin menyaksikan film ini, siap-siap dibuat merinding 'disko' dan barangkali sesekali melompat kaget. UOUS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun