Sebentar lagi coklat akan menjadi makanan yang menjadi artis untuk beberapa hari pada bulan Februari ini. Puncaknya pada tangga 14 Februari, khususnya para kawula muda dan orang yang sudah'terkontaminasi' akan merayakan hari valentine dan biasanya akan membagi - bagikan coklat plus bungan dan barangkali sesajak puisi untuk lebih menghanyutkan kebutaan terhadap makna hari valentine. Sebenarnya untuk paparan historisnya sendiri, sedikit banyak kita sudah paham, hanya saja jika kita masih terjebak pada hegemoni seperti ini sementara derita bangsa masih banyak, apakah hal ini relevan?
Bulan februari, tingkat 'kecelakaan' akan tinggi. bulan yang digadang - gadang sebagai bulan momentum puncak asmara kawula muda. Oleh karena itu, seharusnya bagaimana mind set kita bisa direfresh bahwa permasalahan kita atau yang kita lakukan saat ini bukan untuk sekedar euforia momentum, tetapi lebih pada reflektifitasnya,
Februari, mari kita jadikan sebagai bulan pondasi untuk lebih memperbaiki dan membawa perubahan menuju harapan bersama bangsa. Dan semoga di bulan ini kita tidak terjebak dengan hegemoni dan euforia fana yang tidak beresensi.
Bagaimana mawar merah yang kita pegang, sementara pertiwi memanen mawar hitam?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H