Mohon tunggu...
Hendro Susilo
Hendro Susilo Mohon Tunggu... Buruh Harian Lepas -

ANDIKA Oleh: Hendro Susilo Mengeja berirama bermulai Andika Terbawa terbakar basah bayang Mengasing terberontak rapuh sisa Menangis tertawa mencari Andika Pemancungan, Juli 1999

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ujung Malam September (3)

5 April 2015   12:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

DI ANTARA PERJALANAN RASA

Karya: HENDRO SUSILO


Tawa ini masih

Terbata-bata, berlipur lara

Dan duka ini pun

Selalu menyimpul walau sekali-kali menangis

Aku

Masih bergema


Mendekatlah kesini

Ya, kemarilah

Ada sebuah cerita

Tapi jangan bilang

Siapa-siapa


Ada sesuatu

Biar kulihat dulu

Ah, ternyata biasa saja


Seolah-olah, ya

Karena kamu

Dia, kalian semua

Rahasianya


Ya, begitulah

Sejatinya maafku untuk semua

Ronaku adalah semua

Tapi nestapa

Maaf

Hanya untukku menjaga

Adanya bersama


Aku masih di sini

Untuk melihat ada

Tak kubiar ada

Di antara rasa

Maaf


Padang, 16 September 2013 - 2015


***


UJUNG MALAM SEPTEMBER

Karya: HENDRO SUSILO


Telah kubuka dengan sebuah rasa cerita

Entah mengapa, dan tiba

di rasa jiwa

Aku masih berkilah

Berdalih berjuta kata

Tanya?


Menari, bernyanyi lagu kita

Ada apa denganku

Ada apa denganmu

Ada apa dengan semua itu


Kita biasa saja

Masih bisa

Karena semua

Berasa mentah

Sesungguhnya?


Padang, 16 September 2013 - 2015


***


DANG, ANI INGIN SEMUANYA ADA

Karya: HENDRO SUSILO


Tapi

Tidak semudah itu sayangku

Terlalu banyak logika yang membuat rindu semu

Langkah-langkah menjadi

Jejak di hamparan debu


Tetap tidak semudah itu, sayangku

Walau pernah mimpimu berkisah

Kepadaku bahwa

Akulah sang penentu

Akulah sang waktu

Akulah sang rindu


O duhai belahan jiwaku

Kuukir hingga

Cintamu tahu

Bersimpuh rayu di kalbu

Karena cinta ini

Adalah dirimu


Dan, merekalah

Rindu itu


Pemancungan, 15 September 2013 - 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun