Mohon tunggu...
hendro yulius
hendro yulius Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Pendidikan

Bermain, Belajar & Berkarya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Naw, Si Anak "Gifted" (Berbakat)

5 Desember 2017   21:03 Diperbarui: 5 Desember 2017   21:11 5429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus" - UU Sisdiknas 2003 -

Dalam beberapa tahun terakhir, isu mengenai anak berbakat mencuat di dunia pendidikan. Menurut Martison dalam SC. Utami Munandar, anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi yang tinggi. 

Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), pasal 8 ayat 2 menyatakan, "Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus". Pasal ini mempunyai arti sangat penting dan merupakan salah satu dari sekian banyak hal yang inovatif dalam UUSPN, sebab melalui pasal ini pendidikan bagi "anak berbakat" mendapat dasar hukum. 

Bentuk dan pengaturannya itulah yang masih menjadi persoalan. Pengaturan soal ini menjadi makin dirasakan manakala beberapa kali terjadi bahwa sistem pendidikan kita tidak cukup luwes untuk mengakomodasi masalah-masalah yang muncul dalam dunia pendidikan sehubungan dengan keragaman tingkat kemampuan peserta didik

Pendidikan khusus untuk anak berbakat merupakan sebuah jawaban atas beberapa masalah yang seringkali ditemui oleh anak berbakat di sekolah umum. Biasanya anak berbakat akan kesulitan menyesuaikan diri terhadap iklim sekolah yang berkaitan dengan kurikulum dan metode pengajaran guru. 

Pada umumnya mereka tetap mampu berprestasi meski tidak cocok dengan pola pengajaran yang ada. Namun sebenarnya potensi mereka akan lebih berkembang jika mereka dapat dimengerti dan difasilitasi dengan baik. Masalah yang muncul dalam proses belajar anak tidak hanya terjadi di sekolah, tapi juga di rumah. Banyak orang tua dan sekolah yang masih belum menyadari bahwa anak berbakat membutuhkan perhatian khusus di bidang pendidikan. Orang-orang yang berada di lingkungan anak berbakat sebaiknya peka terhadap kebutuhan anak.

Pengertian Anak Berbakat

Batasan anak berbakat secara umum adalah mereka yang karena memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul mampu memberikan prestasi yang tinggi. Istilah yang sering digunakan bagi anak-anak yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul atau anak yang tingkat kecerdasannya di atas rata-rata anak normal, diantaranya adalah; cerdas, cemerlang, superior, supernormal, genius, gifted, dan talented.

Martison dalam SC. Utami Munandar memberikan batasan anak berbakat ialah mereka yang diidentifikasi oleh orang-orang profesional memiliki kemampuan yang sangat menonjol, sehingga memberikan prestasi yang tinggi. 

Anak-anak ini membutuhkan program pendidikan yang berdiferensiasi dan atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah yang biasa, agar dapat mewujudkan sumbangannya terhadap diri sendiri maupun terhadap masyarakat. Coleman (1985) mengemukakan secara konvensional anak berbakat adalah mereka yang tingkat intellegensinya jauh di atas rata-rata anggota kelompoknya, yaitu IQ = 120 ke atas.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak berbakat itu disamping memiliki kemampuan intelektual tinggi, juga menunjukkan penonjolan kecakapan khusus yang bidangnya berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak lainnya. Anak ini disebut juga "gifted and talented" yang berarti berbakat intelektual. Di sini kita harus membedakan antara bakat sebagai potensi bawaan dan bakat yang telah terwujud dalam prestasi yang tinggi. Semua anak berbakat mempunyai potensi yang ungul, tetapi tidak semuanya telah berhasil mewujudkan potensi unggul tersebut secara optimal.

Pengertian keberbakatan dalam pengembangannya telah mengalami berbagai perubahan, dan kini pengertian keberbakatan selain mencakup kemampuan intelektual tinggi, juga menunjuk kepada kemampuan kreatif. Keberbakatan dipengaruhi oleh berbagai unsur kebudayaan, bahkan bagi sementara ahli sifat-sifat anak berbakat tersebut bercirikan "cultur bound" (dibatasi oleh batasan kebudayaan). Dengan demikian ada dua petunjuk kunci dalam mengamati dan mengerti keberbakatan tersebut yaitu :

Keberbakatan itu adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa yang dibawa sejak lahir maupun yang merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungannya.

Keberbakatan itu ikut ditentukan oleh kebutuhan maupun kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

Klasifikasi dan Karakteristik Anak Berbakat

Anak yang mempunyai kecerdasan di atas rata-rata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, seperti dikemukakan oleh Sutratinah Tirtonegoro yaitu; Superior, Gifteddan Genius. Ketiga kelompok anak tersebut memiliki peringkat ketinggian intelegensi yang berbeda.

1. Genius

Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotient-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya. 

Di samping memiliki sifat-sifat positif juga memiliki sifat negatif, diantaranya; cenderung hanya mementingkan dirinya sendiri (egois), temperamennya tinggi sehingga cepat bereaksi (emosional), tidak mudah bergaul, senang menyendiri karena sibuk melakukan penelitian, dan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

2. Gifted

Anak ini disebut juga gifted and talentedadalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, juga bakatnya yang sangat menonjol, seperti ; bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat. Anak gifted diantaranya memiliki karakteristik; mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi.

3. Superior

Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Anak superior memiliki karakteristik sebagai berikut; dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari teman-temannya.

Hasil studi lain menemukan bahwa Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formulaformula, tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin yang sangat besar.

Identifikasi Anak Berbakat

Pengertian kontemporer tentang keberbakatan memang telah demikian berkembang dan kriterianya sudah lebih multidimensional daripada sekedar intelegensi seperti yang pernah digunakan oleh Terman. IQ hanya salah satu kriteria keberbakatan. 

Dengan perluasan kriteria ini, persoalan identifikasi anak-anak berbakat menjadi lebih rumit dan harus menggunakan beragam teknik dan alat ukur, Idealnya semua kriteria tersebut harus dideteksi dengan menggunakan teknik dan prosedur, karena menurut berbagai studi tidak semua dari faktor-faktor itu berkorelasi satu sama lain. Misalnya IQ dan kreativitas. Keberbakatan itu bersifat multidimensional, kriterianya tidak hanya intelligensi, melainkan kreativitas, kepemimpinan, komitmen pada tugas, prestasi akademik, motivasi dan lain-lain.

Renjuli dkk. (1979) dalam Dedi Supriadi (1992; 10) mengembangkan skala yang disebut Scales for Rating Behavioral Characteristices of Superor Students(SRBCSS) yang mencakup sepuluh karakteristik; belajar, motivasi, kreativitas, kepemimpinan, artistik, musik. drama, komunikasi, komunikai ekspresif, dan perencanaan. Penjaringan terhadap keberbakatan intelektual dalam kelompok populasi tertentu pada umumnya bertolak dari perkiraan kurang lebih 15 % sampai 25 % populasi sampel yang secara kasar merupakan identifikasi permulaan dalam menghadapi seleksi yang lebih cermat.       

Penjaringan keberbakatan bisa menggunakan nominasi guru tentang kemajuan sehari-hari siswa, namun bisa juga melalui penilaian beberapa mata pelajaran tertentu tergantung dari tujuan penjaringan. Penjaringan atau penyaringan dapat juga menggunakan tes psikologis yang didasarkan pada beberapa aspek tertentu, tetapi yang paling penting hsrus diketahui untuk keperluan apa tes dilakukan. Tujuan akan memberikan dasar terhadap penilaian, kemampuan, sifat, sikap atau prilaku seseorang. 

Kepada anak harus diberitahukan bahwa penilaian yang baik akan menempatkan dia pada posisi yang menguntungkan dalam arti tidak akan menuntut dia melakukan pekerjaan atau kinerja yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Identifikasi ini biasanya berguna bagi peramalan tentang kinrja tertentu di dalam waktu yang akan datang. Pola dan tahap identifkasi yang dilakukan di muka, yang terdiri dari penjaringan dan penyaringan sebagai identifikasi kasar yang kemudian diperhalus melalui suatu proses seleksi memiliki berbagai variasi, tergantung dari keperluan Dengan demikian kini klasifikasi bakat juga mencakup kreativitas, motivasi dan kepemimpinan.

Gambaran Diri Anbiya Nawfal Alfina

Sumber: Youtube.com - Fingerstyle Indonesia
Sumber: Youtube.com - Fingerstyle Indonesia
Anbiya Nawfal Alfina adalah alumni murid SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya. Berjenis kelamin laki-laki. Tinggi badan 165 cm dan berat badan 60 kg. Lahir di Surabaya pada tanggal 31 bulan Mei tahun 2000. Beralamat rumah di Pantai Mentar DD1 No.22. Mulai masuk SMPI Al-Azhar 13 Surabaya tahun 2012 dan lulus tahun 2015. Saat ini bersekolah di SMAN 2 Surabaya duduk di kelas XI IPA Intelegensinya mencapai angka 136. 

Berbagai prestasi telah diraih, bidang akademik juara OSN matematika dan murid berprestasi, bidang teknologi juara robotika tingkat internasional, bidang seni juara band, dan bidang olah raga juara taekwondo tingkat internasional. Berikut adalah daftar prestasi yang pernah diraih dari tahun 2011 sampai dengan 2015 (ketika menjadi siswa SMP)

Sumber: Profil sekolah SMPI Al Azhar
Sumber: Profil sekolah SMPI Al Azhar
Observasi Ananda Nawfal Alfina

Observasi dilaksanakan selama ananda sekolah di SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya. Potensi awal sudah terlihat ketika ananda melakukan tes masuk sekolah. Ananda ingin melanjutkan prestasi bidang matematika yang pernah diraihnya ketika Sekolah Dasar di Sulawesi Selatan. Selain itu ananda juga ingin belajar robotika. 

Ananda melihat bahwa sekolah yang dapat memfasilitasi kemampuannya adalah d SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya. Dalam hal olah raga Taekwondo yang sudah ananda jalani ketika Sekolah Dasar, ananda memilih untuk mengembangkan sendiri di luar jam belajar sekolah.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, ananda sangat proaktif khususnya bidang matematika dan IPA. Penyelesaian masalah yang menuntut pemikiran tingkat tinggi juga dapat diselesaikannya secara cepat dan tepat. Hal ini yang menjadi perhatian sekolah untuk memberikan fasilitas belajar lebih baik dengan mendatangkan guru khusus olimpiade matematika. 

Dan hasilnya sangat luar biasa. Ananda berhasil menjuarai olimpiade matematika tingkat alazhar se Indonesia tahun 2013, juara harapan KNMR tingkat Nasional tahun 2014 dan masuk perwakilan olimpiade matematika tingkat kota Surabaya untuk bertanding tingkat Propinsi se Jawa Timur tahun 2014.

Tahun 2013, ananda mencalonkan menjadi pengurus OSIS. Saat itu ananda masih mencalonkan diri menjadi wakil ketua OSIS, karena ananda masih kelas VII. Dalam debat calon ketua dan wakil ketua OSIS, ananda menunjukkan gagasan dan terobosan yang luar biasa dalam memajukan sekolah. Kemampuan bahasa asing juga ananda kuasai dengan baik. Sehingga ananda terpilih menjadi wakil ketua OSIS periode 2013/2014. 

Dalam perjalanan menjadi wakil ketua OSIS, ananda cukup baik dalam penyelesaian tugas-tugas membantu ketua OSIS dalam menjalankan program sekolah. Atas kontribusi yang baik, pada tahun 2014 ananda mencalonkan diri menjadi ketua OSIS. Berkat pengalaman dan ide-ide kreatifnya, ananda terpilih menjadi ketua OSIS periode 2014/2015. 

Ananda memberikan kontribusi cukup banyak kepada sekolah. Prestasi bidang robotika, juara murid berprestasi, juara OSN matematika, aktif terlibat dalam forum diskusi remaja kenselor sebaya, menjadi EO kegiatan kompetisi robot se Jawa Timur, EO kegiatan try out akbar SD se Surabaya, dan lain sebagainya.

Bidang ekstrakurikuler, ananda sangat konsen terhadap ekstrakurikuler robotika. Keikutsertaaan ananda sejak kelas VII sampai dengan kelas IX. Bakat ananda bidang teknologi robotika sudah terlihat ketika ananda dipercaya untuk mewakili sekolah dalam kompetisi robotika di salah satu lembaga swasta di Surabaya. Ananda tampil sangat percaya diri, tidak terlihat gugup dan dapat menjalankan robot dengan baik. Dalam kompetisi tersebut ananda berhasil mendapatkan juara II. 

Awal yang bagus untuk pemula robot. Kemampuan robotika ananda berkembang pesat, banyak kejuaraan yang diraihnya. Puncaknya ananda mengikuti kompetisi International Robot Olympiaddi Beijing China November 2014. Ananda mendapatkan Special Award atas karya yang dihasilkan. Ananda menciptakan robot penyiram tanaman otomatis, yang diberi nama "loving Plant Robot". 

Atas penghargaannya itu ananda mendapatkan penghargaan dari walikota Surabaya, dan ketua Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar Pusat. Ananda juga mendapatkan tiket memilih sekolah favorit sesuai dengan pilihan ananda.


Wawancara dengan Orang Tua Ananda Nawfal Alfina

Menurut Ibunda ananda (Ibu Sulistyowati), aktivitas nawfal di rumah cukup padat. Dalam seminggu dua kali, nawfal mengikuti les taekwondo, latihan Band dengan teman-temannya, belajar, membaca, dan banyak lagi. Hal yang teringat dalam bu Sulistyowati adalah ketika putranya kelas 2 SD sudah mengikuti kompetisi taekwondo tanpa sepengetahuannya. 

Nawfal memang rutin berlatih Taekwondo sejak TK di Sorowako Sulawesi Selatan. Sang bunda diberi tahu sesaat sebelum berangkat. Tentunya ibunda Nawfal sedih dan nggaktega, karena ia harus turun dikelas 35 kg. Namun seiring berjalannya waktu, Bu Sulistyowati akhirnya merestui Nawfal untuk terus mengembagkan potensi Taekwondo. 

Alfian Wijanarno selaku ayah Nawfal, rela berkorban, demi mendukung putranya mengembangkan potensi yang dimilikinya. Bapak Alfian meninggalkan pekerjaannya sebagai manajer sebuah perusahaan di Sulawesi, untuk kembali ke Surabaya. Kini ayah Nawfal bekerja sebagai manajer perusahaan automationdi Jakarta. 

Setiap Sabtu-Minggu baru pulang ke Surabaya. Keputusan pindah ke Surabaya dirasa sangat tepat oleh kedua orang tua Nawfal. Ia lebih punya ajang untuk berekspresi sesuai talentanya. Orang tua Nawfal juga merasa sangat nyaman ketika menyekolahkan di SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya. Selain potensi anaknya terwadahi, pendidiknya pun sangat komunikatif dalam diskusi tentang perkembangan anak.

Bahasan

Secara umum ananda Anbiya Nawfal Alfina memiliki potensi kecerdasan pada kategori sangat tinggi. Ia responsif terhadap informasi yang memudahkannya untuk menyerap materi yang dipelajarinya. Kemampuan angkawi yang menonjol memperlihatkan bahwa ia mampu menuntaskan tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan berhitung secara sistematis. 

Hal ini yang mendukung pencapaiannya dalam mengikuti perlombaan bidang sains, matematika dan teknologi. Ananda juga menunjukkan ketekunannya belajar pada pagi hari dan malam hari. Efektivitas belajarnya juga ditunjang oleh kemampuannya dalam mengembangkan ketrampilan belajar khususnya membaca dan menulis secara efektif dapat menunjang optimalisasi kesiapan dirinya dalam menghadapi evaluasi belajar/ujian. Terlebih ia terbiasa dalam menghadapi lomba-lomba di bidang akademik.

Dalam hal kepribadian, Anbiya Nawfal Alfina memiliki rasa percaya diri tinggi khususnya terkait dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini menunjang kemandirian belajar, terlebih lagi ia menyukai untuk belajar secara personal dibandingkan melibatkan diri belajar bersama teman-temannya. Terkait dengan emosi, masih cenderung fluktiatif sehingga masih memerlukan proses pengembangan lebih lanjut.

Ananda Nawfal memiliki hobi dalam menuntaskan persoalan matematika. Hal ini sejalan dengan potensi kecerdasan dan prestasinya. Ia juga memiliki hobi olahraga dan bela diri. Adaun cita-citanya kelak menjadi pembuat pesawat terbang dengan misi menciptakan pesawat baru yang tangguh. Ia juga mempunyai kemampuan yang diandalkan untuk memainkan alat musi, olahraga dan bahasa. 

Adapun berdasarkan eksplorasi minat yang bersangkutan, didapatkan bahwa ia memiliki minat yang menonjol pada bidang artistic, yakni pada bidang yang membutuhkan kemampuan berfikirsecara kreatif, inovatif, dan memberikan peluang untuk mengekspresikan diri. Hal ini akan sangat menunjang cita-citanya kelak dalam mengembangkan desain pesawat yang berbeda dari yang sudah ada selama ini. Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas, akan lebih tepat jika ia difasilitasi dalam proses pengembangan diri melalui ekstrakurikuler dibidang kesenian: musik dan designserta bidang sains.

Simpulan 

  • Ananda Nawfal Alfina dapat dikategorikan sebagai anak berbakat (gifted)
  • Ananda Nawfal Alfina memiliki IQ 136, mempunyai perhatian terhadap sains, matematika, musik, teknologi, olah raga, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, dan senang membaca
  • Ananda Nawfal Alfina memiliki prestasi yang luar biasa, baik dalam bidang olimpiade matematika, musik, teknologi robotika, tingkat nasional maupun internasional
  •  Lingkungan keluarga dan sekolah memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan Ananda Nawfal Alfina berupa layanan belajar khusus, pembinaan prestasi dengan guru ahli, dan fasilitas sarana pendukung.

Pustaka

Kemendikbud. 2003. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

 SMPIA 13. 2014. Profil Sekolah. Surabaya: SMP Islam Al-Azhar 13 Surabaya

Suryabrata, Sumadi. 2014. Metodoloogi Penelitian. 2014. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

http://pijarpsikologi.org/mari-kenali-anak-berbakat-secara-lebih-dekat/ 

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/lain-lain/rochmat-wahab-mpd-ma-dr-prof/mengenal-anak-berbakat-akademik-dan-mengidentifikasikannya.pdf

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun