Mohon tunggu...
Keyboard Warrior
Keyboard Warrior Mohon Tunggu... -

I'll keep writing when nobody reads. I'll keep writing when papers extincts. I'll keep writing when there is no pen and will keep writing when my time has come to write in my Kingdom of Hell.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Kasih Sayang Atau Hari Kasih Selangkangan

16 Februari 2016   05:47 Diperbarui: 16 Februari 2016   06:57 4
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebelumnya, saya mohon maaf atas keterlambatan pembicaraan terkait topik tentang hari kasih sayang. Tetapi, semoga hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk tetap menjaga legitimasi saya sebagai sosok yang bergelar keyboard warrior. Hehe.

Topik kali ini, cukup menarik. Hampir seluruh anak muda (termasuk alay) yang telah sadar teknologi merayakan Valentine's day dengan berbagai aksi. Mulai dari yang wajar, hingga yang melampaui batas kewajaran. Namun, saya tidak akan membahas panjang lebar mengenai hari cinta-cintaan. Sebab, saya menilai pesta Halloween lebih menyenangkan dan minim kontroversi. Setidaknya, di Indonesia. 

Terkait berbagai pandangan dan pemberitaan tentang Valentine, sedikit saya coba ulas historically.

Melalui kutipan dari berbagai sumber di internet bahwa Valentine's day adalah peringatan akan kisah Rasul Valentinus yang di hukum mati oleh Kaisar Aurelian di tanah Roma pada tahun 273 (masehi). Penyebanya, Rasul Valentine telah menyebarkan ke-Kristenan di tanah yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme melalui penyembahan terhadap dewa-dewa. Masih berpikir bahwa Valentine day adalah "produk" yang sarat akan muatan iblis?

Ada juga cerita menarik lainnya tentang 14 February. Masih di tanah Roma, selama kurun waktu 800 tahun, masyarakatnya selalu merayakan tanggal 14 February sebagai festival Lupercalia. Perayaan tersebut adalah ajang mendapat pasangan sex selama setahun penuh. Sekelompok pemuda menuliskan satu nama gadis dan meletakkannya kedalam wadah semacam kendi. Kemudian, salah satu pria mengundi dengan cara mengambil tulisan nama secara acak. Mirip undian doorprize. Legenda mengatakan, pria yang beruntung berkuasa penuh menjadikan si gadis sebagai sex companion selama setahun. Masih berpikir bahwa Valentine day adalah hari penuh cinta, coklat, dan kasih sayang yang tulus?

Apapun makna dan sejarahnya, semoga Valentine Day tidak mendorong kaum muda Indonesia bertindak melanggar hukum dan norma masyarakat.

 

Sumber: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun