Mohon tunggu...
hendri setiawan
hendri setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Insan Perikanan yang berkreasi di bidang periklanan

Hidup adalah anugerah, nikmati dan syukuri hidup ini dengan gembira menjadi hambaNya

Selanjutnya

Tutup

Money

Tanpa "Mengapa", "Bagaimananya" Jadi tidak Penting (Ulas untuk Robert Kiyosaki)

11 Maret 2017   01:21 Diperbarui: 11 Maret 2017   12:00 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Robert Kiyosaki dalam bukunya Retire Young Retire Rich, menekankan dalam pencapaian pensiun dininya yang terpenting bukanlah bagaimana caranya, melainkan mengapa dia harus melakukan pensiun dini. Dalam meraih impian, sebagian besar dari kita melakukan berbagai cara untuk mengetahui bagaimana caranya. Padahal secara alamiah, jika kita tahu mengapa kita harus meraih suatu impian tersebut maka dengan sendirinya kita akan mengetahui dan ditunjukkan bagaimana jalan menuju impian kita tersebut.

Memang terdengar terlalu berfilosofi satu motivator ini, tetapi bila dinalar dengan baik sudut pandang tersebut benar adanya. Pasti kita pernah mengalami suatu kejadian atau rangkaian kejadian (untuk meraih mimpi), dengan alasan yang sangat kuat untuk mencapai sesuatu tersebut, kita tanpa sadar telah mencapainya. Saya pribadi pernah bermimpi untuk bisa kuliah di kampus terbesar di Yogyakarta, waktu itu saya masih SMA kelas X. Sungguh belum saya ketahui bagaimana kehidupan kampus, karena tidak ada referensi dari orang-orang di sekitar saya, terlebih waktu itu saya juga baru masuk SMA. 

Akan tetapi dengan alasan yang sangat kuat, bahwa jika saya bisa kuliah di kampus tersebut maka ayah saya akan bangga. Kehidupan SMA berlalu selama tiga tahun tanpa saya sadari, kemudian saya masuk di perguruan tinggi tersebut. Bahkan pada semester pertama saya tidak ingat bahwa dulu saya pernah punya mimpi berkuliah di kampus tersebut. Pada awal semester 2 baru saya bertemu dengan guru dari ayah saya, beliau menceritakan bahwa dulu ayah saya ingin saya bisa mengenyam bangku kuliah di Universitas tersebut. Dan sontak saya terbawa emosi, bahwa almarhum ayah saya yang meninggal saat kenaikan kelas XI SMA tidak dapat melihat saya bisa berkuliah disana.

So, saya menulis ini terutama untuk mengingatkan diri saya (dan semoga dan pastinya juga bermanfaat untuk pembaca sekalian), bahwa kita seringkali sibuk mencari cara menuju yang kita impikan, tetapi lupa menata alasan yang kuat mengapa kita harus menuju impian tersebut.

NB : Ini bukan sesi motivasi, bukan pula ESQ.

Buat Robert T Kiyosaki (kalo boleh ngomong nih), :-D  "kalo udah pensiun dini, bukunya ga usa dijual terlalu mahal, dan tiket seminarnya ga usah mahal-mahal. Kan udah pensiun Boss.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun