Penulis berkesempatan hiking ke Stasiun KA Sasaksaat, terowongan KA, hingga ke stasiun KA Maswati. Kedua stasiun itu masuk wilayah Kabupaten Bandung Barat. Penulis melakukan hiking tersebut bersama dua teman.
Dari wilayah pinggiran Ibukota, kami bertiga menumpang kendaraan umum menuju sebuah jalan raya yang terdapat jembatan KA, dekat dengan stasiun Sasaksaat. Kami turun dari sebuah mobil semacam angkot, tetapi berukuran lebih besar yang orang sering sebut dengan Elf.
Begitu turun, pemandangan alam membentang di hadapan mata. Ngarai yang tertutup pepohonan menampakkan pemandangan hijau. Jalur rel KA melintas di atas jalan, memanjang menyeberang ngarai. Di seberang, jalur KA terlihat menyilang di bawah badan jalan tol Cipularang.
[caption id="attachment_247642" align="alignnone" width="400" caption="Foto 1 Rel KA melintas di atas jalan raya Purwakarta Bandung dan di bawah jalan tol Cipularang"][/caption] Kami pun menuju warung untuk jeda sejenak. Di sana kami berkenalan dan ngobrol dengan teman baru dari Bandung dan dari Jakarta. Yang dari Bandung, sendirian, membawa mobil dan sebuah sepeda balap. Dia baru saja selesai bersepeda, dan warung itu menjadi posnya. Sedangkan yang dari Jakarta adalah penggemar fotografi yang sedang berburu obyek foto. Mereka juga berencana akan ke stasiun Sasaksaat dan terowongan KA Sasaksaat.
[caption id="attachment_247643" align="alignnone" width="390" caption="Foto 2 Bertemu dg pesepeda dari Bandung & Komunitas Fotografi dari Jakarta"]
[caption id="attachment_247644" align="alignnone" width="400" caption="Foto 3 Rel KA melintas di atas jalan raya"]
[caption id="attachment_247645" align="alignnone" width="300" caption="Foto 4 Stasiun KA Sasaksaat dg elevasi 540 m DPL"]
Di mulut terowongan, kami satu persatu berfoto. Buat kenang-kenangan, begitulah seperti kata orang. Terowongan ini dibuat tahun 1902-1903.
[caption id="attachment_247646" align="alignnone" width="580" caption="Foto 5 Terowongan Sasaksaat dibangun 1902-1903"]
[caption id="attachment_247647" align="alignnone" width="250" caption="Foto 6 Baru masuk terowongan"]
Tiba-tiba, sekitar 100an meter menjelang ujung terowongan, terdengar suara klakson lokomotif yang keras dari arah depan. Cuma satu dua detik lantas muncul sosoknya yang garang dengan sinar lampunya yang menyilaukan. Pak Aang cepat mengomando kami semua untuk berlindung ke lubang di dinding. Teman yang paling depan masuk ke lubang terdekat dia di sisi kiri. Pak Aang dan teman satu lagi masuk ke lubang di sisi kanan. Penulis yang tertinggal teman-teman segera mencari lubang di sisi kiri. Pak Aang membantu menerangi lubang dimaksud. Segera penulis masuk. Lubang itu mempunyai tinggi sekitar 2,25 – 2,5 meter, lebar sekitar 1,5 meter dan ketebalan/kedalaman sekitar 75 cm. Penulis tidak mengukur, tetapi itu berdasarkan ingatan mengatakan sekitar itulah ukurannya.
“Wus wus wus” terdengar suara angin kencang dari KA yang melintas cepat di depan mata. Anginya benar-benar kencang menerpa wajah dan tubuh penulis. Sempat khawatir juga. Suara KA begitu bergemuruh. “Seru, seru sekali nih pengalaman” penulis membatin senang.
Setelah KA berlalu, penulis segera keluar dari lubang perlindungan untuk segera memotret KA dari belakang. Karena kurang cahaya, dan modalnya cuma kamera HP, maka yang didapat hanya dua titik sinar merah. Itulah lampu belakang KA. Selebihnya hitam, karena memang terowongan itu gelap gulita.
[caption id="attachment_247648" align="alignnone" width="560" caption="Foto 7 Terlihat lubang perlindungan di sisi kiri"]
Setibanya di luar terowongan, penulis membuat foto mulut terowongan dari sisi yang satu lagi. Kami berpisah dengan pak Aang. Sambil mengucapkan terima kasih kami menjabat tangannya. Tak lupa kami menyisipkan selembar uang sebagai tambahan ungkapan terima kasih kami.
[caption id="attachment_247649" align="alignnone" width="600" caption="Foto 8 Mulut terowongan dari sisi satu lagi (dari arah Stasiun Maswati)"]
[caption id="attachment_247650" align="alignnone" width="400" caption="Foto 9 Jarak balok rel KA antara 40-50 cm"]
[caption id="attachment_247651" align="alignnone" width="400" caption="Foto 10 Rel KA dengan penahan kemiringan gerbong"]