Beberapa hari yang lalu, gelombang panas opini dari seluruh penjuru mata angin tertuju kepada salah satu hasil inovasi berbasis riset Kementerian Pertanian yaitu Eucaliptus. Eucaliptus yang tumbuh subur di Indonesia dengan jumlah melimpah ini mempunyai kandungan yang dapat membunuh varien virus Corona berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.
Sejak hasil riset Kementan tersebut menyebar, mulailah respon datang bertubi-tubi layaknya tsunami masuk dan terpecah menjadi dua fase..satu mendukung dan satu lagi merundung.
Tidak salah memang, karena opini setiap orang berbeda dan kita tidak memaksakan sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Tapi kalau melihat lebih dalam lagi, apakah para netijen dari seluruh penjuru mata angin ini sadar bahwa hidup mereka sebagian besar hidup dan berdampingan dengan hasil-hasil riset Kementan. Jumlahnya memang lebih dari 800 hasil riset, tapi yang terpublish baru 600 an.
Melihat buku 600 Teknologi Inovatif Pertanian pada tahun 2018, hasil riset yang telah dapat dinikmati dan dirasakan oleh masyarakat dapat dibagi menjadi beberapa kluster seperti kluster Tanaman Pangan, kluster Tanaman Hortikultura, kluster Tanaman Perkebunan, kluster Peternakan, kluster Pupuk dan Pengendali Hayati, kluster Perangkat Uji Alat dan Mesin Pertanian, kluster Pengembangan Produk Pertanian dan kluster Bioenergi dan Lingkungan.
Teman-teman di lapangan seperti petani, penyuluh, POPT, peternak dan lainnya pasti selalu menggunakan hasil riset tersebut sebagai bagian dari peningkatan produksi pertanian. Petani di Indonesia telah menggunakan banyak varietas unggul baru hasil riset Kementan berupa varietas untuk padi seperti Inpari 32, Inpari 42, Inpago, Inpara dan lainnya, bahkan hasil riset yang lebih dari 20 tahun pun masih digunakan seperti IR64 atau Ciherang, sedangkan untuk jagung seperti BIMA URI, Agritan dan Provit masih dipakai.
Untuk  kedelai juga ada varietas DENA, DEGA, SEMAS, DETAM,DEVOS. Sementara penyuluh dan POPT banyak menggunakan hasil riset Kementan seperti penggunaan KATAM atau Kalender Tanam, Biopestisida, Feromon, Insektisida Nabati dan masih banyak lainnya. Jangan lupa alat-alat mesin pertanian juga berasal dari hasil riset seperti rice transplanter jarwo, mini combine harvester, remote wireless alsintan dan masih banyak lagi.
Dunia peternakan juga tidak dapat dilepaskan dari hasil riset Kementan. Ayam KUB dan SENSI, Sapi PO Terseleks, Kambing Boerka, Itik Master dan lainnya menjadi ikon favorit peternak karena terkenal akan kualitasnya.
Sementara untuk masyarakat sendiri tidak bisa dibilang terbebas dari riset Kementan, jika kita melihat rumah dan isinya maka minimal ada hasil riset yang beredar disitu, seperti rimpang rimpangan, bunga hias, jeruk, kopi, dan masih ada lagi.Â
Jadi intinya apa yang ada disekitar kita, dapat kita manfaatkan menjadi inovasi terbaik untuk bangsa kita, dan Kementan telah menjadi salah satu aktor dibelakang semua itu
Jangan dibully dan jangan dicaci hasil riset Kementan. Cukup lihat dan pahami bahwa kita juga hidup bersamanya.