Mohon tunggu...
Hendrikus Leonardo
Hendrikus Leonardo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Sosial Undip

Mahasiswa Antopologi Sosial Undip Semester Tua dengan minat pada olahraga basket dan menulis artikel bertema budaya serta olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa UNDIP dengan UNICEF Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun bersama Dua Sekolah Dasar di Desa Bandingan

10 Februari 2023   23:35 Diperbarui: 10 Februari 2023   23:37 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi di Dalam Kelas Sambil Bernyanyi | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Bandingan, Rakit, Banjarnegara (3 Januari 2023). Secara global Cuci Tangan Pakai Sabun sungguh telah diakui sebagai perilaku kebersihan mendasar yang memiliki dampak kesehatan paling jelas khususnya pada anak kecil. Dengan alasan ini, promosi perilaku CTPS terutama dengan air mengalir dan wastafel - terutama di waktu kritis, termasuk saat wabah - masih menjadi pendekatan utama dalam pencegahan penyakit berbasis lingkungan (diare, cacingan, typus, ISPA), dan pembiasaan hidup bersih dan sehat. Untuk pembiasaan terhadap CTPS ini sendiri memanglah belum menyebar luas di Indonesia. Oleh sebab itu UNICEF bekerjasma dengan Mahasiswa KKN Tematik WASH (Water, Sanitation, and Hygiene) UNDIP untuk melakukan edukasi pembiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) kepada anak-anak sekolah dasar di Desa Bandingan, Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara yang sekaligus sebagai desa yang menempati posisi rendah dalam akses jamban dan memiliki persentase Open Defecation Free(ODF) juga masuk dalam daftar desa miskin ekstrem menurut data Baperlitbang Banjarnegara 2022.

Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun | Sumber : Dokumentasi Pribadi 
Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun | Sumber : Dokumentasi Pribadi 

Program edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun KKN Tematik WASH UNDIP ini beranggotakan tiga mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, dua mahasiswa dari Program Pendidikan Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan, dan satu orang mahasiswa dari Program Pendidikan Antropologi Sosial. Syarat yang diberikan oleh UNICEF untuk sekolah dasar yang menjadi sasaran progam adalah sekolah yang memiliki akses air mengalir serta wastafel dengan jumlah lebih dari dua dengan akses mudah bagi siswa di lingkungan sekolah tersebut. Setelah melakukan survei terhadap empat sekolah dasar yang ada di Desa Bandingan, keputusan akhirnya adalah denganmelaksanakan program yang sama di dua sekolah dasar yaitu SD Negeri 1 Bandingan dan SD Negeri 4 Bandingan.

Edukasi di Dalam Kelas Sambil Bernyanyi | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Edukasi di Dalam Kelas Sambil Bernyanyi | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan koordinasi seputar perizinan dan advokasi di hari pertama dengan pihak sekolah dan juga melakukan koordinasi dengan para guru seputar kegiatan juga pemilihan dua orang guru sebagai duta cuci tangan di sekolah dasar tersebut. Tim KKN Tematik WASH UNDIP juga memberikan sato tap sebagai sarana darurat dalam mencuci tangan apabila air tiba-tiba mati ataupun hambatan lain pada sarana cuci tangan yang ada di sekolah tersebut. Dilanjutkan pada hari kedua sebagai acara utama dengan target murid kelas tiga dan kelas lima sekolah dasar tersebut. Rangkaian acara berupa edukasi kesehatan, edukasi CTPS yang benar sambil bernyanyi lagu "Tujuh Langkah Cuci Tangan" dan "Waktu Cuci Tangan" yang diharapkan bisa mudah dihafal oleh para siswa sambil mempraktekkan cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Dilakukan jeda sementara waktu untuk snack dan ke kamar mandi kemudian dilanjutkan lagi dengan acara lomba mewarnai untuk siswa kelas tiga dan menggambar untuk siswa kelas lima dengan tema seputar CTPS. Diberikan waktu selama satu jam untuk perlombaan dan sambil menunggu penilaian, para siswa diajak bermain "Jaga Air" dengan konsep permainan yang hampir sama dengan permainan Ular Naga namun dengan sedikit modifikasi dimana terdapat dua baris kelompok yang merebutkan air di pemain paling belakang barisan. Pemenang adalah kelompok yang bisa lebih dulu mengambil botol air milik lawan atau yang kalah dengan terpecahnya barisan kelompok. Makna permainan ini adalah untuk menjaga air yang menjadi aset dalam kegiatan CTPS dan kerjasama dalam saling menjaga kelompok dalam perebutan air. Acara kemudian diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba dari masing-masing kelas dan melakukan deklarasi pada banner putih yang dibentangkan dengan menggambar tangan para siswa masing-masing dengan spidol dan diberi nama.

Deklarasi Komitmen Cuci Tangan Pakai Sabun | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Deklarasi Komitmen Cuci Tangan Pakai Sabun | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Program ini diakhiri dengan melakukan monitoring setiap beberapa waktu sambil berjalan melewati kedua sekolah dan diakhiri dengan kunjungan terakhir untuk mendapat tanggapan dan testimoni seputar kegiatan CTPS yang berlangsung di sekolah tersebut bersama pihak guru ataupun kepala sekolah.

Monitoring bersama Kepala Sekolah SD Negeri 4 Bandingan | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Monitoring bersama Kepala Sekolah SD Negeri 4 Bandingan | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Foto Bersama Siswa SD Negeri 1 Bandingan beserta Guru | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Foto Bersama Siswa SD Negeri 1 Bandingan beserta Guru | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Foto Bersama Siswa SD Negeri 4 Bandingan beserta Guru | Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Foto Bersama Siswa SD Negeri 4 Bandingan beserta Guru | Sumber: Dokumentasi Pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun