Kedua:Â ujian open book memungkinkan mahasiswa untuk memberikan gambaran nyata tentang diri dalam menguasai mata kuliah dan prestasi mahasiswa dapat diukur akurat. Hal ini memungkinkan dosen untuk memperbaiki dan meningkatkan metode pengajaran mereka.
Ketiga: ujian dengan buka buku memberikan kesempatan yang adil dan sama kepada semua siswa di mana mereka tidak perlu memiliki otak yang kuat untuk menghafal. Mahasiswa yang tidak bisa menghafal masih memiliki kesempatan untuk menjawab dan membuat analisis melalui sistem ujian buka buku.
Keempat:Â ujian buka buku dapat membantu siswa untuk memahami isi pelajaran dan juga menguji kemampuan dan kompetensi mereka untuk menerapkan pengetahuan dalam bentuk baru. Mahasiswa yang mengikuti ujian open book lebih dikondisikan untuk dapat memproses informasi dan substansi pembelajaran secara lebih mendalam, dan berusaha memahami keterkaitan antarkonsep dan penerapannya dalam berbagai kasus.
Kelima: Melalui ujian buka buku, konsentrasi interpretatif akan diperankan melalui analisis data, perbandingan strategi, desain teknis, dan analisis informasi. Mahasiswa dilatih untuk lebih berfikir reflektif dan kritis mengaitkan berbagai informasi dan konsep yang telah dipelajari. Dengan kata lain, ujian buka buku lebih melatih mahasiswa dalam banyak hal.
Keenam:Â Ujian open book dapat membebaskan mahasiswa dari kecemasan (test anxiety), baik itu saat persiapan ujian maupun pada saat mengikuti ujian (Broyles dan Korsen, 2005).
Selain beberapa kelebihan, ujian open book juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
Pertama: Dosen perlu membuat soal-soal baru yang lebih mengedepankan penalaran yang dikaitkan dengan materi pelajaran. Keberhasilan implementasi ujian open book sangat tergantung pada jenis pertanyaan. Dosen tidak lagi menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah ada dalam referensi atau catatan, tetapi harus kreatif untuk memberikan pertanyaan yang bersifat analitis.Â
Berdasarkan pengalaman pribadi, saya sering membuat pertanyaan yang tidak memungkinkan mahasiswa menyalin semua jawaban dalam buku atau referensi, tetapi akan menguji keterampilan mereka untuk menggunakan informasi dan mengadaptasi konsep dari bahan referensi.
Kedua: Jika mahasiswa sudah mengetahui bahwa jenis ujiannya dalam bentuk buka buku maka ia tidak mau belajar sebagai persiapan ujian. Mental mahasiswa akan terkesan santai dan tidak perlu banyak belajar karena pada akhirnya dapat membuka buku untuk menjawab soal.Â
Agar dapat menghindari hal ini saya biasanya melakukana dengan cara tidak menginformasikan terlebih dahulu bentuk ujian yang akan dilaksanaakan. Selain itu tidak semua ujian diadakan dalam bentuk open book. Dengan demikian ketika mau menghadapi ujian, siswa akan tetap mempersiapkan diri dengan baik. Â