Mohon tunggu...
Hendrik Sungkung
Hendrik Sungkung Mohon Tunggu... Guru - PENYULUH AGAMA

Datang Sebagai Pemula Pergi Sebagai Legenda

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setapak

26 November 2023   07:27 Diperbarui: 27 November 2023   15:09 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari yang cerah dengan kicauan burung tetangga

Menambah suasana yang penuh kehangatan di pagi hari

Mata yang terpejam setika terbuka sendiri karena sudah waktunya

Yang terlintas dibenak antara kasus empuk atau pekerjaan menanti untuk dikerjakan

Dengan penuh keyakinan melangkahkan kaki dan persiapkan mental serta membersihkan tempat tidur

Langka kecil membersihkan tempat tidur adalah satu langka besar di pagi hari

Bergegas pergi untuk mengejar waktu yang ada karena kita tidak tahu berapa banyak waktu yang kita miliki saat ini

Belajar dari semut dimusim panas mereka sibuk mengumpulkan bahan makan untuk persedian di musim hujan tiba, ketika musim hujan tiba persediaan makan sudah cukup

Langka kaki pertama di pagi hari adalah langkah kecil yang mengubah hari-harimu lebih menyenangkan

Jangan biarkan suasana pagi hari membebani pikiranmu dengan pelbagai persoalan yang ada jadikan persoalan sebagai kesempatan kita memupuk harta di sorga kelak

Pusatkan pikiranmu seperti setapak kaki yang melangkah secara bergilir yang kaki kanan tidak bisa mendahalui kaki kiri dan sebaliknya artinya jadikan pula perbagai persoalan dunia seperti sahabat yang saling membutuhkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun