Namun, kali ini, sulit untuk membantahnya. Administrasi sebelumnya telah mengubah FAA menjadi lembaga yang lebih fokus pada agenda politik dibandingkan kompetensi teknis. Dengan standar perekrutan yang longgar dan sistem yang semakin rapuh, kecelakaan seperti ini menjadi semakin tak terhindarkan.
Meski demikian, ada harapan bahwa situasi ini bisa diperbaiki. Dengan semakin banyaknya pekerja yang keluar, administrasi baru memiliki peluang untuk membersihkan sistem dari individu yang tidak memenuhi standar dan menggantinya dengan tenaga kerja yang lebih kompeten. Ini bisa menjadi awal dari reformasi besar dalam perekrutan tenaga profesional di sektor penerbangan.
Kini, pertanyaannya adalah: Akankah pemerintah menyadari bahwa perekrutan harus kembali ke prinsip meritokrasi? Akankah kebijakan masa lalu yang membahayakan keselamatan ini dikoreksi? Ataukah ini hanya awal dari krisis yang lebih besar dalam keselamatan penerbangan Amerika?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini belum terlihat. Tapi satu hal yang pasti: kebijakan yang salah dapat membawa konsekuensi yang jauh lebih besar daripada sekadar sebuah surel di tengah malam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI