Mohon tunggu...
Hendrik Munthe
Hendrik Munthe Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Sadarlah bahwa dalam ketidaktahuan, terbuka lebar ruang bagi segala kemungkinan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak Cinta yang Abadi

3 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:03 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta datang bagai kilau cahaya,
Menghidupkan jiwa, memberi makna.
Sekejap terasa, selamanya membekas,
Jejaknya nyata, takkan terhapus.

Rindu berbisik di sela sunyi,
Membangkitkan harapan dalam hati.
Hadirnya tak selalu bertahan lama,
Namun memberi pelajaran yang tak ternilai.

Lebih baik mencinta meski terluka,
Daripada hampa tanpa rasa.
Sebab cinta membawa keberanian,
Mengajari hati arti perjuangan.

Saat pergi, ia tinggalkan jejak,
Hikmahnya melintasi waktu dan jarak.
Dalam kenangan ia tetap hidup,
Membawa terang di saat redup.

Rasa ini adalah hadiah semesta,
Anugerah yang tak ternilai harganya.
Mencintai, meski dengan luka,
Adalah keberanian yang sejati adanya.

Biarkan cinta hadir tanpa ragu,
Karena ia mengubah jiwa yang beku.
Sesaat atau selamanya,
Cinta tetap menjadi pelita dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun