Mohon tunggu...
Hendrik Munthe
Hendrik Munthe Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelance

Saya hobi membaca dan menulis tentang tokoh-tokoh dan kisah-kisah besar di masa lalu.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Perubahan Harus Selalu Dimulai dari Diri Sendiri

21 November 2024   12:00 Diperbarui: 21 November 2024   12:02 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sering merenung tentang arti perubahan. Hidup ini seperti perjalanan panjang dengan jalan yang berliku dan penuh tantangan. Ada saat-saat di mana saya merasa terjebak, seperti tidak ada kemajuan atau cahaya di ujung jalan. Dalam momen-momen seperti itu, saya sadar bahwa perubahan yang saya dambakan tidak akan datang dari luar. Tidak ada yang bisa mengubah hidup saya kecuali diri saya sendiri. Perubahan sejati, perubahan yang membawa kebaikan, selalu dimulai dari dalam.

Saya ingat satu masa dalam hidup saya di mana saya terus-menerus mencari sesuatu di luar diri saya. Saya berpikir bahwa kebahagiaan saya tergantung pada orang lain, pada situasi, atau pada hal-hal yang saya miliki. Saya mencoba mencari validasi dari orang-orang di sekitar saya, berharap mereka akan memberikan pengakuan yang saya butuhkan untuk merasa berarti. Tetapi, semakin saya mencari di luar, semakin kosong saya rasakan di dalam. Itu adalah pelajaran pertama saya bahwa kebahagiaan dan perubahan tidak bisa datang dari luar. Mereka harus muncul dari dalam diri saya.

Ada suatu hari di mana saya benar-benar merasa lelah. Lelah dengan ekspektasi, lelah dengan kekecewaan, dan lelah dengan kenyataan bahwa saya merasa tidak pernah cukup. Saat itu, saya duduk diam dan mulai bertanya pada diri saya sendiri, "Apa yang sebenarnya saya cari?" Jawaban yang muncul begitu sederhana tetapi begitu kuat: Saya hanya ingin menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri. Saya ingin merasa puas dengan siapa saya, apa pun yang terjadi di luar sana. Dan itulah momen di mana saya menyadari bahwa perubahan yang saya cari harus dimulai dari cara saya memandang diri saya sendiri.

Saya mulai memahami bahwa untuk berubah, saya harus menghadapi diri saya apa adanya. Itu berarti menerima kelemahan saya, kesalahan saya, dan segala kekurangan saya, tanpa merasa malu atau mencoba menutupinya. Tetapi itu juga berarti menghargai kekuatan saya, potensi saya, dan semua hal baik yang ada dalam diri saya. Saya belajar untuk jujur pada diri saya sendiri, untuk berhenti berpura-pura menjadi orang lain, dan untuk menerima kenyataan bahwa saya tidak harus sempurna untuk menjadi berharga.

Perubahan dari dalam bukanlah proses yang mudah. Ada saat-saat di mana saya merasa tidak mampu, di mana saya ingin menyerah dan kembali ke zona nyaman saya. Tetapi setiap kali saya merasa ingin menyerah, saya ingat mengapa saya memulai perjalanan ini. Saya ingin hidup yang lebih baik, hidup yang lebih bermakna, dan saya tahu bahwa itu hanya mungkin jika saya bersedia melakukan kerja keras yang diperlukan untuk mengubah diri saya sendiri.

Saya mulai dengan langkah-langkah kecil. Saya meluangkan waktu setiap hari untuk merenung dan menulis tentang apa yang saya rasakan. Saya belajar untuk mengenali pola pikir negatif yang sering kali menghantui saya, dan saya mencoba untuk menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif. Saya juga belajar untuk memaafkan diri saya sendiri atas kesalahan yang telah saya buat, karena saya tahu bahwa tidak ada yang sempurna, dan setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar.

Selama proses ini, saya juga mulai memperhatikan hubungan saya dengan orang-orang di sekitar saya. Saya menyadari bahwa perubahan dari dalam juga memengaruhi cara saya berinteraksi dengan orang lain. Ketika saya mulai merasa lebih damai dengan diri saya sendiri, saya menjadi lebih sabar, lebih pengertian, dan lebih tulus dalam hubungan saya. Saya menyadari bahwa dengan mengubah cara saya memandang diri saya sendiri, saya juga mengubah cara saya memandang dunia di sekitar saya.

Ada keajaiban dalam perubahan yang datang dari dalam. Ketika saya mulai merasa lebih baik tentang diri saya sendiri, hal-hal di luar saya juga mulai terasa lebih baik. Saya tidak lagi merasa terbebani oleh ekspektasi atau tekanan dari luar, karena saya tahu bahwa kebahagiaan saya tidak tergantung pada hal-hal itu. Saya merasa lebih bebas untuk menjadi diri saya sendiri, untuk mengejar apa yang benar-benar penting bagi saya, dan untuk hidup dengan cara yang selaras dengan nilai-nilai saya.

Saya juga belajar bahwa perubahan dari dalam bukanlah tujuan akhir, tetapi perjalanan yang terus berlanjut. Setiap hari adalah kesempatan baru untuk belajar, untuk tumbuh, dan untuk menjadi lebih baik. Saya tahu bahwa saya tidak akan pernah benar-benar "selesai" berubah, tetapi itu adalah hal yang indah. Perubahan adalah bagian dari kehidupan, dan dengan menerima itu, saya merasa lebih hidup daripada sebelumnya.

Sekarang, ketika saya melihat ke belakang, saya merasa bersyukur atas semua tantangan yang telah saya hadapi. Mereka adalah bagian dari perjalanan saya, dan mereka telah membantu saya menjadi siapa saya hari ini. Saya menyadari bahwa setiap langkah, sekecil apa pun, adalah bagian penting dari proses ini. Saya juga menyadari bahwa perubahan yang datang dari dalam bukan hanya tentang diri saya sendiri, tetapi juga tentang bagaimana saya bisa membawa kebaikan ke dunia di sekitar saya.

Perubahan sejati, perubahan yang membawa kebaikan, selalu dimulai dari dalam. Itu adalah pelajaran yang telah mengubah hidup saya, dan itu adalah sesuatu yang akan terus saya bawa bersama saya ke mana pun saya pergi. Saya tahu bahwa perjalanan ini belum selesai, tetapi saya merasa siap untuk menghadapi apa pun yang ada di depan. Karena saya tahu, selama saya terus bekerja pada diri saya sendiri, perubahan yang lebih baik akan selalu mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun