Mohon tunggu...
Hendrika Windaryati
Hendrika Windaryati Mohon Tunggu... -

Ayo menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika Awan Jatuh Cinta dengan Jingga

3 Maret 2014   07:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini awan bersiap lebih awal terlihat lebih elok dibandingkan hari2 sebelumnya, rapih dengan senyum merekah.. tidak seperti biaasanya awan terlihat mendandani dirinya menjadi super putih, dia sudah tidak berpikir akan gosong setelah ini, akibat matahari yang akhir2 ini lebih boros dibandingkan tahun2 sebelumnya karena sudah tidak single.. dan perasaan prihatin kepada Ozon yang semakin tipis dia tinggalkan, Awan terlihat tampan di depan rumah menyambut dengan gembira kedatangan semua temannya penghuni langit yang bertugas malam hari.

Ada bintang yang selalu pulang dengan wajah lelah akibat terlalu bersemangat menerima suntikan energi terang dari bulan, dan terlalu banyak membuat formasi rasi, ada bulan yang sepanjang jalan terlihat sangat ngantuk, hm untung dia sudah punya matahari yang setia menunggu dan mengurusnya di rumah, benar2 pasangan beda suku yang romantis, namun ada komet yang sedang patah hati akibat si komet jantan yang semalam milih jatuh ke bumi, kasian dia entah kapan si jantan kembali ke langit, padahal beberapa hari lalu mereka masih terlihat mesra.. cinta itu membingungkan pikir awan.kadang senang dan kadang sedih, rasanya seperti ditubruk pesawat, menimbukan jetlag ..terkadang yang jatuh cinta sudah tau beda masih saja dijalani seperti senior Venus dan Mars yang punya banyak perbedaan, tapi mereka selalu berhasil membuktikan mereka saling cinta. Mudah-mudahan cinta Venus dan Mars bisa bertahan sampai maut memisahkan seperti Andromeda dan Pluto..

Itu juga yang diharapkan Awan untuk hubungannya dengan si cantik yang selalu dinas sore di kantornya.. Dulu ketika masih sekolah dan latihan bertugas mengelilingi lintasan dimana awan akan bertugas, Awan selalu berpikir Jingga itu sangat manja dan lemah, benar-benar bukan tipenya. Awan suka yang independen dan mandiri.

Bayangkan dia Jingga hanya muncul pas sore di mana matahari hampir benar2 menyelesaikan tugasnya, dia nggak perlu gosong, dan kadang menangis akibat si laut. Benar-benar tidak adil, itu yang slalu ada di pikiran Awan Tapi tiba2 rasa itu muncul.. semua kriteria atas nama idealis sudah tidak diindahi.. Yup awan jatuh cinta dengan jingga.. awan jatuh cinta dengan senyum jingga, awan jatuh cinta dengan paras jingga dan awan jatuh cinta dengan kesabaran jingga.. dan terakhir awan mencintai jingga tanpa alasan yang bisa dideskripsikan awan benar2 jatuh cinta dengan pribadi jingga.

Tenyata menjadi Jingga tidaklah mudah, Jingga selalu dimentorin keras oleh megah. Cinta bermula ketika awan membantu Jingga yang pingsan akibat kecapean berlatih keras. Dari situ awan mencoba mendekati jingga, mengenal sosok jingga dengan lebih dekat dan satu kesimpulan yang didapat awan tugas jingga nggak seringan yang ia pikir, alasan jingga hanya muncul sore karena kalau dia muncul lebih awal atau lebih lambat, itu berarti banyak yang akan menjadi tidak stabil. Waktu akan menjadi tidak tepat, dan itu berarti menciptakan perubahan bukan saja di langit tetapi juga di bumi, jingga harus menjaga keseimbangan itu agar waktu tetap berjalan 365 ¼ hari, matahari tetap di porosnya, plane2t pada tempatnya. Tiba2 awan merasa menjadi sangat egois dan jahat telah berprasangka buruk pada jingga sebelumnya.semua itu berubah menjadi kagum. Awan sekarang sadar Setiap mereka yang diciptakan pasti punya peran masing2, tidak ada yang lebih dan tidak ada yang kurang disini , dan ketika bisa menerima kekurangan dan kelebihan itusemuanya tidak akan jadi masalah batin Awan di dalam hati..

Astaga.. ini sudah waktunya bekerja, awan berlari dengan kecepatan maksimum, lintasan yang ia tempati hari ini diatas Asia..Indonesia Negara Tropis yang indah kata Jingga dia akan menunggu awan disana lebih cantik dari biasanya, menunggu dengan sabar lebih sabar dibanding ia menunggu matahari karena ini kencan pertama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun