Teringat di pagi hari, kala embun sedang semangat-semangatnya menyapa
Terdapat satu titik asa, yang bersemayam di ufuk gelisah
Sembari memandangi cahaya cakrawala, ia pun berbisik pelan: "Kamu Kenapa?"
Semoga kau terbit tak terlalu menyengat rentan kisah, jawabku dengan harap yang merekah
-----
Kamu apa kabar?
Sudah lama kita tak saling berkabar
Apakah rasamu masih berpijar?
Atau malah memudar.
-----
Kuharap jangan,
Karena terealisasinya sebuah angan, menjadi faktor yang sangat menentukan
Bersabarlah ini bukan bukan bualan, keyakinan ini akan terus melaju meski pelan
Dan segera ku hantarkan genggaman erat pembuktian
-----
Kita pernah mengalami runtuh
Kita pernah merasakan jatuh
Kita pernah bercekcok keluh
Di sisi lain, kita beraharap saling basuh
Kita berjuang tuk kembali sembuh, dan sepakat untuk kemba li bersama dan tumbuh
-----
Semoga semua lekas membaik
Dan semoga pula kita menemukan hal yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H