Satu pertanyaan sederhana. Kalau saya meminta teman-teman untuk memberikan skor 1-10, di mana angka 1 sangat buruk dan 10 sangat bagus, berapakah skor teman-teman ketika diminta untuk menulis? Hmm ... mungkin ada yang memberi angka 3. Ada juga yang menilai dirinya 5. Dan pastinya ada juga yang menjawab 8 ke atas. Tidak masalah berapa skor yang teman-teman berikan. Yang menjadi soal adalah kenapa skor itu muncul.
Ketika pertanyaan di atas diajukan, pasti di pikiran teman-teman muncul sejumlah definisi mengenai menulis. Definisi itu kemudian diolah dengan membandingkan definisi tersebut dengan keterampilan dan sejumlah pengalaman yang dimiliki mengenai menulis. Dan dari olahan tersebut muncullah sebuah skor. Begitu bukan? Jadi hampir bisa dipastikan kalau definisi yang kita ambil rumit maka skor yang muncul akan rendah rendah. Tetapi kalau definisi yang muncul sederhana, pastilah skor tinggi yang akan muncul.
Kalau begitu, apakah definisi dari menulis itu?
Saya coba googling dengan memasukkan key word "define: writing", muncul tiga besar definisi sebagai berikut.
1) the activity or skill of marking coherent words on paper and composing text.
2) the activity or occupation of composing text for publication.
3) written work, especially with regard to its style or quality.
Definisi dalam bahasa Indonesia? Berikut beberapa hasil googling yang diungkapkan oleh sejumlah orang yang dianggap ahli.
1. Menulis adalah proses mendesain, memerlukan metodologi, seperti menunggang angin, perlu jaringan pengaman ide, dan cara-cara menjinakkan penerbit. -Yasraf Amir Piliang
2. Menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa. -Burhan Nurgiantoro
3. Menulis berarti mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. -M. Atar Semi
Terakhir saya mengutip KBBI. Menulis diartikan sebagai melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan.
Dari sejumlah definisi di atas, apakah ada yang cocok dengan definisi teman-teman? Tidak usah didebat definisi mana yang paling benar. Yang perlu disikapi adalah apakah definisi yang ada bisa membuat kita tergerak untuk menulis atau tidak. Definisi seindah dan sebagus apapun kalau tidak mendorong kita untuk menulis tentu tidak ada gunanya. Begitu juga sebaliknya, kalau definisinya sederhana dan bisa memotivasi kita untuk menulis, itu bermakna besar. Setuju?
* * *
Seorang wartawan dituntut untuk mampu menulis 3-4 artikel setiap hari. Sebuah pertanyaan muncul: kenapa mereka memiliki stamina menulis begitu panjang? Yup, karena mereka mendefinisikan aktivitas menulis sebagai sumber nafkah hidup. Dengan kata lain, kalau mereka tidak menulis maka dapur mereka bisa terancam. Sesekali isenglah membandingkan IQ kita dengan mereka. Saya yakin kita akan mendapatkan bahwa IQ mereka tidaklah lebih tinggi dari kita. Kalau begitu, kenapa mereka mampu menulis setiap hari? Jawabannya jelas. Kerena definisi menulis di pikiran mereka sudah sangat jelas.
Bagi seorang mahasiswa tingkat akhir, tugas menulis skripsi juga akan 'dirasa' gampang untuk dilakukan. Mengapa? Karena itu adalah sebuah tugas. Coba kalau tidak, pastilah terancam tidak wisuda. Padahal kalau kita membedah struktur dari sebuah skripsi, tidak mudah loh. Sebuah karya tulis skripsi punya struktur baku yang harus diikuti. Membuat skripsi artinya kita harus mengutip satu teori dan membuktikan bahwa teori itu benar. Tebal skripsi juga gak main-main. Jadi, kalau kita beruntung mencicipi bangku kuliah dan bisa membuat skripsi, tidak ada alasan lagi untuk tidak bisa menulis bukan? Tapi ini hanya berlaku buat kita yang menulis sendiri skripsinya. Tidak berlaku bagi yang beli skripsi :)
Personal branding, itu motivasi lain bagi sebagian teman untuk menulis. Sejumlah profesi yang masuk katagori figur publik seperti artis, pembicara publik, sampai politikus masuk dalam kelompok ini. Bagi para artis, kehadiran tulisan tentang mereka adalah untuk eksistensi diri dan sebagai media untuk menyapa fans. Bagi seorang pembicara publik, tulisan mereka adalah kredibilitas akan kompetensi yang mereka miliki. Bagi seorang politisi, menulis diyakini mampu melejitkan karir politik mereka. Jadi tidak mengherankan kalau kita akan mudah menemukan sejumlah buku dengan cover penulis terpampang besar di toko buku.
Menulis juga dimaksimalkan oleh sebagian orang untuk mencari teman. Tujuan ini makin terfasilitasi dengan munculnya sejumlah media sosial. Tolong jawab dengan jujur. Kalau kita menulis sesuatu di media sosial dan tulisan kita ditanggapi --entah di-like atau di-komentari atau di-RT sama teman-- pastilah kita merasa senang bukan? Kita seolah-olah memiliki banyak teman, meskipun hanya di dunia maya. Tidak apa-apa. Kalau hal ini membuat kita aktif menulis, tentunya bermanfaat bukan?