Mohon tunggu...
Hendri Bun
Hendri Bun Mohon Tunggu... karyawan swasta -

www.bunhendri.com; Co-founder PT Mitra Pembelajar; Berpengalaman 15 tahun di industri pelatihan; Points of You Practitioner Certification by POY Singapore; Training for Trainer MBTI by Edutraco; Becoming an Excellent Trainer by PT Mitra Pembelajar; Author ‘505 Game: Dinamika Kelompok untuk Membangun dan Membentuk Tim yang Solid’; Berpengalaman melakukan berbagai pelatihan dengan sejumlah tema: team building, supervisory-leadership, communication, coaching, dan writing; Introvert EKSTRIM yang sukses beradaptasi menjadi Ekstrovert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cintailah Aku Sesuai Bahasaku...

9 Oktober 2015   15:43 Diperbarui: 9 Oktober 2015   16:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, penting sekali untuk kita pahami bahasa cinta kita maupun pasangan kita. Karena kalau tidak, akan muncul curhat-curhat yang mengatakan kita tidak dimengerti pasangan kita. Lebih lanjut, ketidakpahaman ini berpotensi untuk menumbuhkan api-api konflik dalam rumah tangga. Hukumnya adalah jika kita diperlakukan tidak sesuai dengan bahasa kita, maka akan timbul perasaan tidak dicintai.
 
Kembali ke aku yang memiliki bahasa cinta KEBERSAMAAN (salah satu bentuk dari quality time). Aku akan merasa sangat dicintai oleh pasangan dan keluarga aku kalau mereka mau meluangkan waktu untuk menemaniku. Jadi tidak heran kalau aku sering cari alasan dan 'sedikit memaksa' keluargaku untuk menemaniku dalam aktivitasku. Kembali ke contoh kasus ketemu klien di atas. Meskipun sepanjang perjalanan tidak banyak obrolan karena mereka ribut sendiri atau mereka malah ketiduran karena kecapekan main, aku tetap merasa senang karena mereka ada dan hadir untuk aku. Kalaupun ada kebahagiaan karena bisa jalan-jalan atau makan-makan, itu adalah efek samping yang tetap aku syukuri.

Contoh lainnya, aku sering memaksa anakku yang cowok (dan juga yang cewek) untuk duduk di sampingku menonton balapan atau bola. Dalam momen tersebut aku tidak peduli dengan hasilnya. Mau si ini menang atau si ono yang kalah, bagiku itu adalah hal kesekian. Yang utama? Aku bisa menikmati kebersamaan dengan mereka.

Sebuah pertanyaan: apakah aku memahami bahasa cinta istriku? Yup. Aku mengerti sekali bahwa bahasa cintanya adalah sentuhan fisik. Jadi bagi dia sebuah pelukan di pagi hari sudah cukup untuk membuat dia merasa diperhatikan dan dicintai. Bukannya bahasa lain seperti kata-kata pendukung atau hadiah-hadiah tidak penting. Itu tetap harus ada. Tapi dia akan merasa sangat berbahagia kalau bahasa utamanya aku sentuh.

Jadi kawan, apakah bahasa cinta Anda?

 

#Yaksip!
Hendri Bun - bun.hendri@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun