Mohon tunggu...
Hendri Winata
Hendri Winata Mohon Tunggu... lainnya -

semoga pintu ilmu selalu terbuka untukku agar terkuak semua kefasihan yang hilang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Istriku,,Sudah Siapkah Kamu Mati?”

5 Oktober 2010   09:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:42 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejak aku lulus dari SMA,yang terfikir olehku hanya bagaimana caranya menjalani hidup ini sebagai laki-laki tentunya.Aku bercita-cita menjadi orang yang sukses serta suatu saat nanti didampingi oleh istri yang saleha.Sejak saat itu aku selalu serius menjalani hidup ini di bawah bayangan cita-citaku.Mungkin hanya suratan tangan yang membawaku kesana kemari merantau agar bisa menjadi orang yang sukses seperti yang aku impikan.Tahun berganti tahun,usiapun terus bertambah,namun kesuksesan itu masih terlalu jauh untuk bisa ku gapai.Hingga hampir saja putus asaku ini dalam meaih sebuah kesuksesan.Akhirnya aku menyadari,bahwa semuanya telah ada yang mengatur,dan semuanya aku serahkan padaNYA.Hasrat untuk meraih kesuksesan sudah tidak semenggebu-gebu seperti dahulu,tapi setelah itu,bayangan keduapun muncul begitu saja,tak ku sangka tahun itu tahun 2005,usiaku pun genap 26tahun.Hatiku tergugah ingin rasanya memiliki seorang istri,dan berharap semoga setelah beristri nanti kan terbuka lebih lebar lagi pintu rejeki.

Perburuan calon istripun ku mulai,,tidak banyak wanita yang ku bidik dan ku tembak sebagai calon istriku.Mungkin aku tipe laki-laki yang sedikit kuno,sebab aku tidak bisa pacaran layaknya pemuda pemudi ketika itu.Dari 3 wanita yang ku dekati,selalu kusebutkan misiku,bahwa aku berpacaran hanya karena ingin mencari seorang istri.Pada awalnya mereka menerima misiku,,”,,semua kita jalani saja,,”itu kata mereka,namun di penghujung hubungan itu,mereka menolak untuk kunikahi,sedikitpun aku tidak berfikir panjang,,”,,kalau semua ini hanya main-main,lebih baik kita akhiri semua ini,kamu tahu bahwa yang aku inginkan seorang istri bukan seorang pacar,dan tak baik untuk kita teruskan,hanya dosa yang kan kita dapat jika kita seperti ini,maafkanlah aku,jika aku telah menyakitimu,dan mungkin kau bukan jodoh terbaik untukku,maafkanlah aku jika aku meninggalkanmu dan kembali seperti dulu,bahwa kita tidak pernah saling mengenal,sebab tak mungkin cintaku minta kau ubah menjadi sebuah jalinan persahabatan,,maafkanlah aku,,”itulah kata-kata yang ku utarakan pada dua wanita calon istriku itu.

Aku bekerja besama pamanku dengan menjaga salah satu konter miliknya di sebuah super market.Walaupun penghasilanku tidak seberapa,tapi hatiku cukup senang.Disana aku memiliki banyak teman yang baik padaku,dan ada beberapa teman wanita yang cukup dekat dan perhatian padaku,dan aku yakin,apabila salah satunya kupacari dan kunikahi,hati kecilku mengatakan bahwa mereka takkan menolaknya,tapi untuk apa?”sebab di hatiku tak ada rasa cinta pada mereka,kami hanya berteman,walaupun orang disekitarku menganggap kami berpacaran.

Suatu ketika,salah satu temanku sesama penjaga konter,keluar dari pekerjaannya,sebelum berpisah,sengaja dia temui aku untuk berbicara bahwa dia ingin menitipkan adik perempuannya nanti ketika dia sudah tidak bekerja lagi,dan pekerjaannya itu akan diteruskan oleh adik perempuannya itu,sebab hanya aku yang bisa dia percaya.Di hari-hari berikutnya,konter itu telah dijaga oleh gadis lain,yang tidak lain adalah adik dari temanku itu.Ismi namanya,anak bungsu dari 6 bersaudara.Kedekatanku dengan ismi ibaratkan hubungan kakak dengan adik perempuannya.Rasa sayangku pun layaknya  rasa sayang yang dimiliki seorang kakak terhadap adiknya,tak rela rasanya hati ini jika ada orang yang menyakitinya.setiap laki-laki yang suka padanya dan ingin memacarinya,harus melalui aku dulu seraya mengancam”,,Awas!kalau sampai dia kamu permainkan,kamu akan berhadapan dengan saya..!”itu yang ku katakana pada setiaplaki-laki yang naksir pada ismi,jadi seolah-olah aku terlalu over protected pada dia.Anehnya,sebanyak itu laki-laki yang menyukainya,tidak satupun yang dia terima untuk menjadi kekasihnya,,aneh..?”

Aku selalu berusaha untuk menjaganya dari hal-hal yang mungkin tidak baik baginya,ismi terlalu polos,dan belum mengenal apapun,karena dia baru pertama kalinya merantau dari kampungnya.Ismi hanyalah gadis lulusan SMP,dia selalu bekerja keras,terkadang melebihi dari kemampuannya sebagai seorang gadis remaja.Segalanya dia kerjakan untuk membantu kakaknya di kampung sana,dari mulai mencari air,mencuci,memasak,berjualan makanan di warung kecil-kecilan milik kakaknya,bahkan hingga mengurus keponakannya yang super bandelpun dia handle sendiri.Iba rasanya mengetahui semua latar belakang dia dan keluarganya.,yang terlebih membuatku iba,ketika ia menceritakan tentang keadaan kedua orang tuanya,tak ku sangka ismi seorang gadis yatim piatu yang sejak kecil telah ditinggalkan ayah ibunya.

Sang ibunda tercinta pergi di panggil Yang Kuasa ketika melahirkan ismi.Bayi merah yang terlahir kedunia ini dengan berat kurang dari 3kg itu terpaksa terlahir tanpa merasakan betapa nikmatnya air susu ibunya yang semestinya dapat menghentikan tangisannya ketika itu,tapi semua tak ia dapatkan.Dikarenakan itu,ayah beserta kakak-kakaknyapun menjadi kewalahan menghadapi masalah yang mereka hadapi,yaitu bagaiman caranya agar si bayi mendapatkan ASI.Kebetulan istri dari kakak si’bayi yang tertua masih menyusui anaknya,terpaksa ismi satu susuan dengan keponakannya.Tentu saja air susu yang ada tidak dapat mencukupi kebutuhan dua bayi sekali gus,dan kembali terpaksa,ismi lah yang harus mengalah.Air tajin atau air nasi yang menjadi pengganti ASI untuk ismi.

Orang-orang kampung ismi ketika itu memanggil ismi ketika bayi dengan sebutan si’orok beureum,atau dalam bahasa Indonesia si’bayi merah artinya..Karena waktu itu ismi terlahir dengan warna kulit yang memerah.Saat itu kelurga ismi benar-benar memprihatinkan,jangankan untuk membeli susu kaleng pengaganti ASI,untuk makanpun masih sering menggunakan garam sebagai perasa nasi putih agar meliki rasa ketika ditelan.

Panjang lebar cerita ismi yang ku dapat,hingga dia sering mengurai air matanya ketika ia teringat akan latar belakangnya itu.Ketika usianya 10thn iapun mesti kehilangan ayahnya untuk selama-lamanya.Makin bertambah rasa sedih yang ismi rasakan.Kehidupan yang morat-marit telah membuatnya jenuh berada di kampung halamannya dan Bandung menjadi tujuannya untuk mengadu nasib.kebetulan juga kakaknya sudah tidak ingin bekerja karena memenuhi tuntutan suaminya,dan ismi lah yang menggantikan posisi kakaknya itu.Semenjak dari sana aku aku mengenal ismi dengan latar belakang yang menyedihkan.Dan makanya aku sangat menyayanginya,dan selalu menjaganya,sekurang-kurangnya aku berusaha sebisa mungkin untuk meringankan beban yang dia rasakan.

Selama ismi bekerja di super market itu,ismi terlihat sangat rajin serta baik padaku.Mungkin untuk membalas kebaikanku padanya,dia sering sekali membantuku di konter,ya,,walupun hanya bebersih atau membenahi barang-barangku yang terserak.Waktu itu aku sedang dekat dengan seorang gadis yang berasal dari garut,hubunganku berjalan lancar dan normal-normal saja,tapi tetap masih dalam konteks ‘mencari seorang istri’.Aku mencintainya,dan diapun begitu.Kami berpacaran cukuplah lama,ismipun mengetahui itu.Anehnya seiap kali gadis itu ku bawa ke konter,ismi selalu memperlihatkan seolah-olah dia tidak senang akan hubunganku dengannya,ia seolah-olah memata-matai semua tingkah laku kami.Aku hanya bisa menilai ada apa antara aku,ismi dan si’gadis garut calon istriku itu.

Kian hari tingkah laku ismi semakin membuat hatiku bertanya-tanya,pacarku itu seakan ikut terusik akan kehadiran ismi.Terkadang mereka berdua saling memasang muka masam di hadapanku,ini tak boleh ku biarkan,aku harus bertindak sesuatu.Untuk menjaga semua agar baik-baik saja,kulanjutkan misiku,,ku bawa pacarku itu untuk bicara  4mata dan akupun segera melamarnya,,Dasar..!Dia malah menolak lamaranku!gadis yang aneh!seolah-olah hubungan cinta kami selama ini tiada artinya buat dia,dia hanya ingin bersenang-senang saja “,,aku belum siap untuk menikah ,,”katanya”.Seperti sebelumnya pada perempuan sebelum dia,segera saja ku akhiri semuanya,walau sedih terasa tapi lega rasanya semua telah berakhir dengannya.Karena waktu dan usiaku terus bertambah,jika ku teruskan hubungan itu,itu hanya membuang-buang waktu saja.

Semua sedih yang ada kusimpan serapi mungkin dari ismi,ismi menyangka aku masih berhubungan dengan gadis itu.Rasa cemburu ismi makin terlihat olehku pada mantan pacarku.Aku bertanya-tanya dalam hati ”,,apakah ismi menyukaiku,,?” atau hanya perasaanku saja.Ketika dia kupandang lebih dalam lagi,ternyata ismi tidak kalah cantiknya daripada mantanku itu.Akupun segera beraksi kembali,tidak peduli dia yang telah ku anggap seperti adikku itu,akupun harus mencari tahu apakah benar dia juga menaruh hati padaku seperti dugaanku.Lama kelamaan aku semakin yakin bahwa memang ia menaruh hati padaku,semua itu terlihat dari tingkah laku dan perhatiannya padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun