Mohon tunggu...
Hendri L Tobing
Hendri L Tobing Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya tidak mendefinisikan siapa diri saya. Mungkin, saya adalah seorang peminat sains, sejarah, seni, teknologi, dsb. Mungkin bisa dikatakan bahwa pekerjaan saya adalah menulis dan membaca dsb. Akan tetapi, saya bukanlah sekedar itu semua dan terbatasi oleh definisi itu semua. Blog: hendriltobing.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Keledai@animail.com

29 Oktober 2011   16:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:18 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Benarkah Aku Dungu? Begitulah judul surel yang kuterima pagi ini, dari keledai@animail.com. Hmm, ternyata si Keledai. Apa isi surat elektroniknya kali ini ?!Coba kubaca dulu....

Dear Monyet.

Apa kabar? Kuharap kamu dalam keadaan sehat dan sejahtera selalu.

To the point aja, aku ingin curhat. Kenapa semua hewan di hutan ini menganggap diriku tolol ?? Manusia juga sama saja, mereka sering menghinaku sebagai hewan yang dungu.

Benarkah aku hewan yang dungu, Nyet? Kalau dilihat dari tampangku sih, iya. Tampangku ini tampang polos dan bodoh, tapi jangan percaya pada tampang! Ada lho, orang yang tampangnya terlihat bodoh, ternyata sangat jenius.

Kupikir, manusia menganggapku bodoh karena aku nggak bisa didikte. Kalau mereka memberi perintah ke kanan, aku malah ke kiri. Bila disuruh berlari, aku justru jalan santai. Ketika disuruh diam, aku malah keluyuran. Mungkin itulah sebabnya, mengapa aku dijuluki si Dungu.

Tapi jangan salah, justru hewan seperti: kuda, kerbau, kambing, dan anjing itulah yang bodoh. Kok mereka mau-maunya menuruti segala kemauan manusia ?! Di suruh berlari, jalan, loncat ke sana, loncat ke sini, narik delman, narik bajak, ambil ini, ambil itu, oke-oke aja. Mereka sama sekali nggak punya pendirian. Berikan saja makanan, maka mereka akan menyerahkan seluruh hidupnya. Menjadi budak atas tuannya.

Sungguh berbeda dengan diriku. Walaupun punggungku dicambuki, aku tak peduli. Aku tetap berjalan sesuai dengan kemauanku. Walaupun dimaki-maki, langkah kakiku tetap mantap. Aku adalah hewan yang konsisten dan persisten, tak peduli dengan segala rintangan. So, menurutku, aku sama sekali tidak dungu.

Gimana, Nyet? Setuju nggak dengan pendapatku?

Salam,

(Keledai)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Segera saja kupencet tombol reply untuk menjawab surel tersebut.

Dear Keledai.

Aku setuju denganmu, Dai. Eh, ceritamu kok mirip dengan kisah hidupku dulu ?! He-he-he.

Keledai, kamu memang bukan hewan dungu... tapi sayang, kamu nggak suka belajar. Buktinya, walaupun sejak abad pertengahan kamu sering membawa buku-buku tebal milik para cendekiawan, tapi kamu tak pernah tergerak untuk membacanya. Padahal, buku-buku itu berisi ide-ide hebat lho!

Keledai, aku setuju kamu bukan hewan yang dungu, tapi sekali lagi sayang… kamu nggak pernah belajar dari pengalaman. Buktinya kamu sering terperosok di lubang yang sama, berkali-kali. Kalau terperosoknya dengan cara yang berbeda sih nggak masalah… tapi kamu selalu jatuh dengan gaya yang sama. Persis.

Keledai, kamu sama sekali nggak dungu, tapi zaman ini menuntut kamu untuk belajar cepat. Kalau kamu gitu-gitu aja seperti sekarang, kamu pasti digilas oleh roda kehidupan.

Keledai, sebenarnya di dunia ini, tidak ada makhluk yang cerdas atau dungu,terlahir sukses atau gagal... yang ada hanyalah yang mau belajar atau tidak. Itu saja.

Cheers,

(Monyet)

Nb: Keledai, kalau kamu tersinggung dengan jawaban ini, berarti bagus! Itu pertanda kamu masih normal dan… siap meledak! He-he-he.... Peace.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun