Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sulitnya Membawa Perubahan di Desa

30 November 2024   22:10 Diperbarui: 30 November 2024   22:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah menyelesaikan studi S1 pada akhir 2023, saya memiliki tekad besar untuk kembali ke desa asal saya. Saya telah merencanakan berbagai hal agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan desa.

Desa saya menghadapi banyak tantangan, dan bagi saya, ilmu yang saya peroleh selama perkuliahan harus bisa diterapkan untuk membantu masyarakat. Singkat cerita, saya memutuskan untuk tidak mencari pekerjaan di tempat lain, karena saya ingin mengabdi dan berkontribusi langsung untuk desa tercinta.

Bersama dua teman lainnya, kami mendirikan sebuah komunitas kecil dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat desa, khususnya para pemuda. Dengan modal seadanya, kami perlahan mulai berupaya membangun kesadaran di kalangan masyarakat. Beberapa orang merespons baik kegiatan yang kami lakukan, namun tak jarang pula ada yang menertawai.

Meski demikian, kami tidak bergeming. Kami tetap fokus pada tujuan utama: memajukan desa. Kami beberapa kali menawarkan untuk berkolaborasi dengan pemerintah desa, namun sayangnya, kami tidak selalu diakomodir dengan baik.

Salah satu tantangan yang kami hadapi adalah pandangan sebagian masyarakat terhadap para pemuda yang ingin berkontribusi. Mereka sering kali menganggap kegiatan intelektual atau program pemberdayaan sebagai hal yang tidak penting. Jika kami belum memiliki nama besar atau dana yang cukup, banyak yang menganggap kami hanya sekadar anak muda biasa.

Padahal, rekam jejak kami dalam melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan semasa kuliah cukup banyak. Bahkan, jika dilakukan di desa-desa lain, kami sering kali lebih dihargai. Namun, kami tetap tidak menyerah. Bagi saya, ini adalah bagian dari perjuangan besar untuk memajukan desa tercinta, Makariki.

Di tahun depan, saya harus meninggalkan desa untuk melanjutkan pendidikan S2 melalui beasiswa LPDP yang telah saya peroleh. Semoga setelah kembali, dengan ilmu, pengalaman, dan sumber daya yang saya kumpulkan, saya dapat mewujudkan mimpi besar untuk memajukan desa kelahiran saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun