Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kidung Kenangan

23 September 2024   17:27 Diperbarui: 23 September 2024   17:44 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok Pribadi

Binar rembulan memantul di balik altar
Terpancar rindu bergetar, perlahan pudar
Petir berlayar menyambar kabar
Dia yang telah lama tak didengar
Kembali muncul pada surat kabar
Kenangan itu derdesir diseret nestapa yang berkobar

Ku teguk segelas kopi di dalamnya ada mimpi
Sepi meniduri ilusi menghempaskan jemari pada jahitan diksi

Pilu itu kian berlalu
Dari hulu rindu, tersipu malu disapu lautan biru
Daku mulai layu, dirayu pada cemburu yang gaharu

Pelangi menjura
Rinduku tercura
Dia yang niskala meremukan  dada
Menghanyutkanku hingga ujung cerita

Senyumanmu yang raum kapankan kupetik
Lembayung matamu biarkan ku ketik menjadi cerita

Agar kelak disore yang indah
Semua itu akan ku kisahkan pada etalase yang indah

Makariki, 23 September 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun