Selain itu, program KIP Kuliah perlu ditambah biaya hidupnya, salah satunya dengan menyediakan fasilitas tempat tinggal gratis berupa asrama. Karena pengeluaran terbesar dari anak kuliah yang merantau adalah biaya tempat tinggal. Jika KIP Kuliah menyediakan asrama bagi mereka yang tidak mampu, maka ini akan lebih membantu.
Bukan hanya itu, yang lebih penting adalah penerima KIP Kuliah bukan hanya diberi biaya kuliah hingga menyelesaikan jenjang Sarjananya, akan tetapi peningkatan skill untuk siap kerja perlu dimantapkan selama masih kuliah. Terakhir yang paling penting, penerima KIP Kuliah setelah lulus harus sudah disediakan lapangan kerja oleh pemerintah. Dengan begitu, tujuan pemerintah untuk mengurangi kemiskinan lewat pendidikan bisa diatasi karena setelah lulus menjadi sarjana tidak susah-susah lagi mencari kerja.
Jadi, kesimpulannya, program satu keluarga miskin satu sarjana yang digagas oleh Ganjar-Mafud terkesan hanya keren di namanya, namun nyatanya ada program presiden Jokowi yakni KIP Kuliah yang lebih bagus dan telah terbukti. Tinggal bagaimana mau tidak untuk melanjutkan program KIP Kuliah, bukan malah membuat program baru yang nyatanya manfaatnya tidak sebagus seperti program presiden sebelumnya.
Sudah tentu jika Ganjar-Mafud terpilih program sebagus KIP Kuliah bakal dihapus dan digantikan dengan program mereka yang nyatanya lebih bagusan program KIP Kuliah.