Perjanjian antara Anies Baswedan dan Prabowo Subianto tengah ramai diperbincangkan hal tersebut mencuat setalah perjanjian tersebut diungkapkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembinaan Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Dia menyebutkan ada kesepakatan atau perjanjian antara Prabowo Subianto dengan Anies Baswedan terkait dengan pemilihan Presiden (pilpres), hal tersebut dijelaskan oleh Sandiaga saat menjadi tamu di akun Youtube Akbar Faisal dilihat Minggu (29/1/2023).
Pada video tersebut Akbar Faisal menanyakan perihal beredarnya potongan video Anies yang bicara tak akan maju pilpres jika Prabowo juga maju sebagai capres.
Hal ini menjadi dilema bagi Anise, Jika Anies tetap maju di Pilpres 2024 maka publik menilainya ingkar janji.
Bahkan Sandiaga menegaskan  bahwa perjanjian tersebut ditandatangani bersama Anies dan Prabowo sebelum Pilkada DKI Jakarta 2017 silam.
Dimana perjanjian tersebut terkait Anies Baswedan yang tidak akan maju Pilpres selama Prabowo maju sebagai calon Presiden (Capres)
Bahkan katanya bukti terkait perjanjian tertulis itu masih ada dan disimpan rapih oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
"Tertulis untuk episode ini. Saya mengusulkan Bang Akbar untuk mengundang Fadli Zon karena dia yang mendraf dan menulis tangan," ujar Sandi
Pernyataan Anies Baswedan juga sering kali dia lontarkan dulu misalkan pada tahun 2019 saat di undang oleh Najwa sihab. Anies dengan tegas mengatakan tidak akan maju sebagai calon presiden selama masih ada Prabowo dan dia tidak ingin dicap sebagai pengkhianat. Menurut Anies dia tidak ingin mengkhianati Prabowo lantaran karena Prabowo lah dia mendapatkan kursi menjadi orang nomor 1 di DKI.
"Saya ini jadi gubernur DKI Jakarta promotornya itu Pak Prabowo, Gerindra dan PKS. Saya tidak pernah mau meninggalkan, inilah prinsip yang saya pegang," tuturnya Anies.