Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Film

The Last of Us: Misi Terselubung untuk Kampanye LGBT?

31 Januari 2023   13:16 Diperbarui: 31 Januari 2023   23:57 6145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"The Last of Us" adalah sebuah game aksi-petualangan horor yang dirilis pada tahun 2013. Game ini dikembangkan oleh Naughty Dog dan diterbitkan oleh Sony Computer Entertainment. Game ini memiliki cerita yang mengikuti petualangan seorang pria bernama Joel yang bekerja sebagai pengangkut dan seorang anak perempuan bernama Ellie dalam upaya mereka untuk bertahan hidup dalam dunia yang terinfeksi oleh virus yang mematikan.


Game ini sangat terkenal karena alur ceritanya yang kuat, karakter yang dalam, dan gameplay yang menantang. Banyak pemain yang memberikan ulasan positif mengenai "The Last of Us" dan game ini menerima banyak penghargaan dalam berbagai kategori.
beberapa fakta menarik di baliknya, seperti:


* Inspirasi: Game ini terinspirasi dari beberapa film seperti "The Road" dan "I Am Legend".
* Pembangunan: Proses pembangunan "The Last of Us" memakan waktu sekitar tiga tahun dan membutuhkan banyak sumber daya  dan tim yang besar.
* Reaksi pemain: "The Last of Us" menerima banyak pujian dari pemain dan kritikus game untuk cerita, karakter, dan gameplay-nya.
* Penghargaan: Game ini memenangkan banyak penghargaan, termasuk Game of the Year pada tahun 2013.
* Fraktal: "The Last of Us" memiliki beberapa elemen fraktal dalam gameplay-nya, termasuk pemecahan masalah dan pertempuran melawan musuh.
* Kemampuan suara: Pemeran utama dalam game, Joel dan Ellie, memiliki aktor suara yang sangat baik yang membantu membuat karakter tersebut lebih nyata dan memiliki kedalaman emosi.
* Representasi: Beberapa pemain dan kritikus mempertanyakan representasi gender dan seksualitas dalam game.
* Kekerasan: Beberapa pemain dan organisasi menentang tingkat kekerasan yang ada dalam game.
* Konflik moral: Konflik moral dalam game seringkali membuat pemain merasa tidak nyaman dan mempertanyakan aksi yang mereka ambil dalam permainan.
* Representasi ras: Beberapa pemain dan kritikus mempertanyakan representasi ras dalam game dan bagaimana hal itu mempengaruhi pandangan pemain tentang dunia dan karakter.

Meskipun ada beberapa kontroversi, "The Last of Us" masih merupakan salah satu game paling sukses dan dipuji dalam sejarah game. Dalam game The Last of Us ada beberapa karakter yang diidentifikasi sebagai LGBT (lesbian, gay, biseksual, atau transgender), yang kemudian menjadi sangat kontroversi terutama pada negara-negara yang tidak mengakui LGBTQ. 

Misalkan saja seperti Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah yang dengan tegas melarang adanya peredaran game The Last of Us Part II di wilayahnya.
Isu lesbianisme disinyalir menjadi alasan pelarangan dan diblokirnya game tersebut di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dimana Diketahui, Ellie yang merupakan karakter utama dalam game tersebut dengan jelas menunjukan ketertarikanya kepada perempuan bernama Diana.


Lantaran menyuguhkan konten yang mengandung unsur LGBT, maka dari itu The Last of Us II dinilai tidak layak untuk dihadirkan bagi masyarakat Arab Saudi dan Timur Tengah. LGBT sendiri masih menjadi isu yang begitu sensitif di kedua negara tersebut.
Bukan hanya itu The Last of Us yang hanya sebagai game kini telah dirilis serialnya. Lantaran sukses menjadi game yang begitu popular, Film The Las of Us akirnya dirilis menjasi serial yang tayang di HBO GO.


Film ini melibatkan Neil Druckman, Craig Mazin, dan beberapa pemeran yang bisa menghidupkan karakter masing-masing.
Sosok Joel dalam file ini diperankan oleh Pedro Pascal, sedangkan Bella Ramsey memerankan Eli, Nico Parker sebagai Sarah, Gabriel Luna memerankan Tommy.


Pada episode ketiganya rupanya film ini juga menayangkan adegan LGBTQ yang cukup panjang, dimana menceritakan kisah cinta antara dua orang pria yakni Bill dan Frank.
Bahkan dengan terang-terangnya serial ini menayangkan adegan ciuman antara laki-laki dan laki-laki yang sunguh menjijikan.
Akibat kemunculan adegan LGBTQ banyak pengemar film ini kemudian ogah melanjutkan film tersebut.

Sumber:  (Image: HBO)/walesonline.co.uk
Sumber:  (Image: HBO)/walesonline.co.uk
Spekulasi kemudian muncul apakah The Last of Us sengaja menampilkan adegan-adegan LGBTQ dengan tujuan untuk kampanye?Keberadaan karakter Bill dan Frank yang kemudian hidup bersama di tengah wabah dengan menampilkan kisah percintaan mereka yang dramatis bukan malah membuat episode ketiga tiga pada serial tersebut lebih menarik malah membuat makin menjijikan.

Tentu bagi kalian yang sudah menonton episode tiga yang berjudul "long long time" kebanyakan akan mengskip sebagian besar film ini. Tentu sangat membosankan dan tidak menarik untuk ditonton.

Bisa dipastikan jika pada game dan serial The Last of Us memang sengaja dibuat untuk mengkampanyekan LGBT, mereka berusaha mempromosikan LGBT lewat game dan juga serial ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun