Permainan lato-lato saat ini begitu viral lantaran banyak sekali dimainkan oleh anak-anak, hingga orang dewasa pun turut memainkan permainan yang satu ini. Baru-baru ini berita di media mengabarkan lato-lato dilarang di sekolah karena menimbulkan kebisingan jika bermain bersama-sama.
Coba bayangkan saja, sementara jam pelajaran di sekolah, tiba-tiba siswa yang kelasnya tidak ada guru memainkan lato-lato tentu akan mengganggu proses belajar mengajar bagi tetangga kelasnya yang sedang menerima pelajaran. Akibatnya, konsentrasi buyar.
Makanya tidak heran jika ada sekolah yang melarang lato-lato dibawa ke sekolah lantaran akan mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pelajaran. Bagi siswa yang membawa lato-lato dan ketahuan bakal disita oleh guru.
Sebenarnya, hal semacam ini bukan sesuatu yang baru. Pengalaman ketika kita masih duduk di bangku sekolah, pasti guru pernah menyita permainan kita ketika dibawa ke sekolah. Â Apalagi ketahuan bermain saat jam pelajaran, guru pasti akan berjalan dari kelas ke kelas mengontrol anak-anak yang ketahuan bermain.
Fenomena seperti ini bukan hanya terjadi untuk permainan lato-lato tapi hampir semua permainan, misalkan bermain kelereng. Jika ketahuan membawa kelereng ke sekolah, guru tetap akan menyita kelereng tersebut.
Terkait dengan penyitaan dan larangan membawa permainan oleh pihak sekolah sebenarnya perlu dibenarkan karena tepat dilakukan. Akan tetapi, guru juga harus bijak menyikapi hal tersebut. Biasanya, sering kali masa-masa bermain itu ada sewaktu zaman SD di mana di setiap musim permainan yang lagi tren anak-anak akan membawanya ke sekolah untuk bermain dengan teman-teman.
Kalau SMP dan SMA sudah agak kurang lantaran anak sudah menuju remaja dan merasa malu jika bermain permainan jadul.
Menyikapi fenomena ini, pihak sekolah perlu memperhatikan beberapa hal terkait dengan kebebasan anak dalam mengeksplorasi diri dengan permainan yang ada. Biarkan saja mereka bermain sesuka hati mereka, namun guru perlu mengontrol, misalkan menyiapkan kotak bermain untuk anak.
 Jadi, ketika jam pelajaran semua permainan itu disimpan ke dalam kotak tersebut. Bagi siswa yang melanggar aturan dan bermain di luar jam istirahat, maka permainannya diambil dan tidak dikembalikan lagi. Jika waktu istirahat tiba biarkan siswa bermain sesuka hati mereka.
Selain itu, gunakan alat permainan tersebut menjadi media pembelajaran untuk digunakan oleh guru dalam memberikan pelajaran. Guru dituntut kreatif dalam menyediakan media pembelajaran yang menarik untuk siswa.Â