Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kuliah Sambil Jualan Kripik Pisang, Sosok Mahasiswa Universitas Pattimura Jadi Inspirasi Banyak Orang

3 Maret 2022   10:16 Diperbarui: 3 Maret 2022   14:09 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Beberapa minggu lalu, saya sempat menulis artikel terkait dengan seorang mahasiswa semester 4 yang duduk di bangku kuliah Fakultas Hukum Universitas Pattimura, dia merupakan Petrus Maunusu pria asal Pulau Kisar, Maluku Barat Daya yang merantau ke Kota Ambon untuk menempuh jenjang pendidikan.

Awal pertama kali saya mengenal sosok Etus (nama pangilnya) ketika saya sedang duduk bersama rekan saya di fakultas kemudian ada sosok pria dengan senyum manis menawarkan jualannya berupa kripik kelor, karena merasah unik saya pun membeli kripik tersebut. Dan ternyata rasanya di luar dugaan saya benar-benar nikmat.

Sambil mencicipi kripik tersebut saya pun mulai berdiskusi dengan Etus, dia memang sosok orang yang komunikatif cepat membuat orang dekat dengannya tidak tunggu berapa lama kami berdua langsung dekat, kemudian Etus meminta nomor Whatsapp saya biar kita makin akrab.

Baca Juga: Sosok Inspiratif Mahasiswa Universitas Pattimura, Kuliah Sambil Jualan Kripik Pisang

Sejak pertemuan itu, kami berdua sering ketemu di kampus. Setiap saya duduk di fakultas saya pasti akan bertemu Etus berjualan. Setiap hari, Etus menawarkan dagangannya di kampus. Awalnya saya belum tahu kalau Etus juga merupakan seorang mahasiswa, ketika suatu sore kami berdua kembali di pertemukan untuk kesekian kalinya, berhubung saat itu Etus sudah hampir selesai berjualan makanya kami berdua berdiskusi agak panjang mengenai dunia bisnis.

Dari belakang, ketika saya bertanya kepada dia barulah saya tahu kalau Etus ternyata merupakan seorang mahasiswa. Dari situ saya merasa sangat terpukul lantaran sebagai seorang mahasiswa yang sibuk dengan perkuliahannya dia tetap menyempatkan diri berjualan mencari pundi-pundi rupiah, sedangkan saya sendiri masih bergantung kepada orang tua. Jujur saya begitu salut kepada dia.

Selama saya kuliah di Unpatti, belum pernah saya menemukan mahasiswa yang keliling kampus untuk berjualan. Palingan yang kebanyakan saya temui adalah para mahasiswa organisasi yang berjualan bazar berupa korek api, roti atau jajanan kecil lainnya itu pun berkelompok dengan beberapa teman.

Singkat cerita, banyak sekali hal-hal seputar dunia bisnis yang kami berdua diskusikan. Saya kemudian memberikan beberapa masukan kepada dia dan menyarankan dia agar memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan jualannya.

Setelah libur tahun baru, saya kembali dari kampung halaman saya ke Kota Ambon, kemudian saya kembali bertemu dengan Petrus. Kali ini dia menawarkan dagangan yang berbeda yaitu kripik pisang. Wah, saya makin kagum dibuatnya. Dia memang sosok orang yang menerima saran jika itu baik baginya, tanpa diduga dia sudah berinovasi menghasilkan produk olahan sendiri dan dia juga sudah mulai mempromosikan produknya tersebut di media sosial. Produk barunya adalah kripik pisang, dengan resep rahasia yang dia dapatkan dari neneknya dia kemudian membuat produk kripik pisang.

Setiap sampai di kosan, saya selalu berpikir mengenai si Etus. Apa yang sebaiknya saya lakukan untuk membantu dia. Karena memiliki sedikit keahlian di bidang desain maka saya mencoba membuat poster sederhana untuk kemasan produkya sekaligus sebagai  media promosi produk Etus di medsos.

Kemudian, saya timbul ide untuk mempublikasikan kisahnya lewat tulisan. Tidak menunggu lama saya kemudian menceritakan kisah inspiratifnya tersebut, kemudian saya posting di Kompasiana. Diluar ekspetasi, dalam waktu sejam sudah hampir 2000 orang membaca dan membagikan kisahnya tersebut. Dalam sehari tembus hampir 5000-an pembaca.

Sosok Petrus dan kripiknya pun perlahan-lahan mulai dikenal orang, beberapa media masa mencoba menghubungi Petrus untuk diwawancarai. Salah satu media yang membuat Petrus makin viral dan dikenal adalah ketika dia diwawancari oleh Pattimura TV yang merupakan televisi milik Universitas Pattimura.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun