Terjemahan dari komik di atas yang menggunakan dialek Melayu Ambon:
"Waduh, minyak goreng naik harga, tahu tempe naik harga. Setelah ini apa lagi yang akan naik harganya?"
"Udah mau masuk kuliah, Â tidak ada uang lagi. Tiap saat beli paket data buat zoom."
"Semoga uang kuliah ada potongan. Udah kurang darah, tidak ada uang mau makan juga musti menghemat."
Komik singkat di atas mungkin menggambarkan bagaimana keadaan anak kosan saat ini, yang sedang berjibaku memikirkan cara akibat dampak dari kenaikkan harga tempe tahu hingga minyak goreng. Bukan hanya para pedagang tahu yang menjerit atau para pedagang gorengan dan ibu-ibu dapur saja, tapi mahasiswa yang lagi ngekos juga merasakan hal tersebut.
Sebagai anak kos, saya pun turut merasakannya. Pagi tadi, saya ke pasar untuk membeli bahan makanan terutama tahu dan tempe yang tidak pernah saya lewatkan setiap kali saya ke pasar. Saya sedikit terkejut karena ukuran dari tahu yang biasanya agak besar sudah kelihatan agak sedikit kecil. Lalu, saya pun bertanya kepada langganan saya tersebut,
"Mama, lia tahu kaya su kacil-kacil kah? Biasa beta bali ukuran paleng basar"Â (Ibu, tahu kok ukurannya agak kecil? Biasa saya beli ukurannya sangat besar).
"Sio Nyong ee, ini mama dong dapa dari pabrik bagini. Harga kedelai ada mahal jadi"Â (Aduh Nak, ini juga ibu beli dari pabrik ukurannya sudah begini karena harga kedelai sedang mahal).
Mengapa harga kedelai bisa naik?
Di saat Varian Omicron sedang naik-naiknya, eh harga minyak goreng juga ikut naik. Belum selesai masalahnya, para pengusaha tempe tahu kembali protes akibat naiknya harga kedelai. Sebelumnya perlu diketahui bahwa selama ini negara kita masih mengimpor kedelai dari Amerika Serikat.
Kenaikkan harga kedelai impor saat ini bukan tanpa alasan yang jelas. Akan tetapi, ada faktor-faktor penyebabnya yang berkaitan dengan berbagai isu global saat ini. Selain pandemi, mahalnya harga kedelai juga terjadi akibat pelemahan nilai tukar rupiah, faktor alam dan isu global lainnya. Penyebab pertama datang dari cuaca buruk El Nina di Argentina, Amerika Selatan. Kedua adalah permintaan kedelai yang tinggi terutama dari China.