Mohon tunggu...
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Puisi | Perencanaan Wilayah | Politik | Olahraga | Isu Terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sosok Polisi Inspiratif, Dirikan Rumah Singgah untuk Anak Jalanan di Kota Ambon Belajar

15 Januari 2022   17:01 Diperbarui: 7 Februari 2022   01:54 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Rumah Singgah Sahabat Melindungi berlokasi di Kelurahan Honipopu, Kecamatan Sirimahu, Kota Ambon, merupakan salah satu tempat belajar dan berkumpul anak-anak jalanan di kota Ambon. Pada bangunan kecil dan sederhana disitu terdapat berbagi anak-anak jalanan dari berbagi latar belakang yang berbeda datang untuk menimbah ilmu pengetahuan.

Rumah singgah ini sendiri didirikan oleh seorang anggota polisi bernama Edwin Ricardo Mangare yang idenya bermula ketika dia bergabung sebagai anggota patroli kemudian menemukan banyak anak-anak jalanan di kota Ambon yang sudah putus sekolah dan bekerja sebagai penjual koran ataupun mereka yang berkeliaran di jalanan dan ketika dibawah ke pos polisi beliau kemudian berfikir untuk bagimana caranya agar anak-anak ini bisa tetap mendapatkan hak mereka untuk tetap belajar dan bisa mempunyai masa depan yang baik maka dari itu beliau mendirikan rumah singgah ini dengan tujuan agar anak-anak jalanan bisa terhindar dari tindakan-tindakan kriminal atau menjadi korban kriminal. Rumah singgah ini dibentuk sekitar bulan Mei tahun 2019 dengan swadaya pribadi milik beliau. 

Awalnya beliau mengontrak sebuah ruangan di Jalan AY. Patty tepatnya di lantai Lima bekas Karoke King kemudian pada 1 Juni 2020 lokasinya di pindahkan pada bangunan yang ditempati sekarang ini. Total anak jalanan yang ada di rumah singgah ini khusus untuk dewasa yang kemudian dibina dan dibantu mencari pekerjaan oleh beliau ada berjumlah 50 orang sedangkan untuk anak-anak yang masih dalam rentang bangku sekolah berjumlah 28 orang dengan rentang umur dari 3-14 tahun. 

Kategori anak-anak inilah yang kemudian diajarkan di rumah singgah setiap hari mulai dari jam 3 sore sampai selesai. Kemudian anak-anak ini juga di bagi atas dua kelas yakni kelas kecil untuk pendidikan anak usia dini dengan rentang umur 3-6 Tahun berjumlah 9 orang dan kelas besar untuk jenjang sekolah dasar umur 7-14 Tahun berjumlah 19 orang. 

Sumber Gambar: Dokumen Pribadi
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

 5 Untuk anak putus sekolah ada berjumlah 4 orang, belum sekolah 8 orang, SD 10 orang, SMP 5 orang, tidak pernah bersekolah 1 orang. Mata pelajaran yang diajarkan yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Selain diajarkan membaca dan menghitung mereka juga belajar menggambar dan melatih kreatifitas seperti kerajinan tanggan setiap hari sabtu Awalnya Bapak Edwin Mangare sendiri mengajar anak-anak ini akan tetapi pada akhirnya beliau dibantu oleh relawan dari pemuda dan mahasiswa yang ada di kota Ambon. Di saat pandemi seperti ini proses belajar di rumah singgah dilakukan secara daring akan tetapi karena anak-anak jalanan yang di ajarkan kesulitan dalam menerima pelajaran lewat daring maka proses belajar mengajar di rumah singgah ini dilaksanakan secara tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun