Derai-derai air mata jatuh satu-satu
basahi pipi lalu mengalir ke hati untuk dibasuh
kutermenung dibawah megah yang mulai redum
sesekali retinaku memandang keufuk barat
melihat sang surya mulai pergi tinggalkan bumi
aku mulai sendiri, sendiri disudut perasaan ini
dengan hati penuh nestapa
kebimbangan, keraguan, dan kerinduan seakan-akan terus menghantui
aku memikirkan dirimu
tapi aku merindukan dirinnya
yah tuhan aku tak bisa memilih
diantara mereka tuk miliki hati ini
hal terberat dalam hidupku
adalah memilih siapa yang harus kuasai hati
namun aku mencintai mereka berdua
tak mungkin aku memilih
tuk berbahagia dengan seorang dari mereka
kemudian yang lain ku hempaskan dalam samudra kesendirian
Dalam dekapan sang bayu
aku semakin sendu
sementara suar  asmara semakin membakar hati
lalu air mata mulai memadamkanya
aku bersua dengan gerimis
menanyakan perihal hati
entah mana harus kupilih
daku mencintainya
tapi telah nyaman dengan dirimu
tolong berikan aku waktu
tuk berfikir sejenak
aku menyesal
mengapa hatiku harus kubagi
kutau daku hanya tercipta dengan satu hati
tapi mau bagimana kalau
ada dua hati yang sama-sama
kucintai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H