Mohon tunggu...
Hendra Susoh IB
Hendra Susoh IB Mohon Tunggu... -

"semangat"..\r\nharta paling berharga yang di berika oleh orang tua,bukan kekayaan dan jabatan,karena dengan adanya semangat belajar dan bekerja keras maka semua itu akan bisa kita capai.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Cinta di Simpang Surabaya"

17 September 2011   22:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:52 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Gemerlap lampu merah, sinar dari deretan lampu di jalanan dan pantulan cahaya dari kendaraan yang hilir mudik di persimpangan simpang Surabaya membuat malam ini begitu indah, bulan dan bintang juga tidak mau kalah menerangi persimpangan Surabaya. Di tambah lagi dengan hiruk pikuk suara orang-orang yang menciptakan sebuah okestra musik yang begitu merdu, bagaikan not-not music yang di mainkan oleh seorang profesional ulung. Sehingga menciptakan nuansa romantisme bagi yang bisa menikmatinya”.

Kota banda aceh begitu bersahabat malam ini, tak ada satupun awan mendung yang muncul, mulai dari sore tadi hingga malam menjelma membunuh siang hanya untuk menampakkan keindahan bulan dan bintang.

Kegelisahan sedikit menghantui pikiran rendra, banyak imajinasi yang bercabang di dalam pikiranya. Bagaimana tidak,mereka sudah lama tidak bertemu. Rasa kangen telah lama merasuki hatinya, ingin rasanya segera memeluk kekasihnya yang telah lama tidak di lihatnya. Tetapi kapan??

Batas janji ketemuan pun sudah berlalu, terpancar kekecewaan di raut wajah rendra, tetapi dia yakin kekasihnya yang tercinta akan tetap datang. Dia memantapkan hatinya untuk menunggu walaupun sampai tengah malam nanti. “rafa, cepat datang aku kangen..bosan mulai mematahkan semangat ku untuk menunggu mu” gerutu rendra dalam hati. Rafa sosok perempuan yang sangat di cintai rendra, perempuan yang menaklukan rendra dengan kesederhanaan, dengan manja, dan senyumnya yang sangat manis bagi rendra.

Selang setengah jam, rafa berdiri tepat di depan rendra, dengan senyum yang begitu manis dan menggoda, membuat rendra mengusir rasa kebosanan yang menyergapi rendra ketika menunggu tadi. Seakan senyuman itu adalah bayaran bagi rendra karena menunggu.

“maaf sayank, aku agak terlambat” ucap rafa kepada rendra dengan senyuman yang masih mengembang manis dari bibirnya yang merah. “ohh..bukan masalah yank, yang penting aku bisa lihat kamu malam ini yank” timpal rendra dengan sebuah senyum dan tawa kebahagiaan.

Sambil bergandengan tangan, mereka pun berlalu dalam hiruk pikuk kota banda aceh, menyusuri setiap sudut kota banda aceh dengan cinta, tawa dan canda.

Gemerlap lampu merah, sinar dari deretan lampu di jalanan dan pantulan cahaya dari kendaraan yang hilir mudik di persimpangan simpang Surabaya membuat malam ini begitu indah, bulan dan bintang juga tidak mau kalah menerangi persimpangan simpang Surabaya. Di tambah lagi dengan hiruk pikuk suara orang-orang yang menciptakan sebuah okestra musik yang begitu merdu, bagaikan not-not music yang di mainkan oleh seorang profesional ulung. Sehingga menciptakan nuansa romantisme bagi yang bisa menikmatinya.

Itulah yang mereka rasakan sekarang, walau mereka dinner bukan di restoran mahal yang menyediakan music klasik dan pemain piano yang dengan sengaja memberikan nuansa romantis, walau mereka bukan dinner di pinggir pantai yang kata orang begitu romantis di temani oleh debur ombak yang memecah keheningan malam dengan music alam. Bukan romantic seperti itu yang mereka cari, mereka ingin suasana romantic yang begitu alami, romantic yang mengalir dengan sendirinya tanpa ada yang merekayasa.

Walau mereka makan di pinggiran simpang Surabaya yang di penuhi oleh tubuh-tubuh manusia dan suara-suara kendaraan yang bercampur dengan suara pengamen jalanan, bagi mereka itulah suasana yang begitu romantic, suasana yang datang dengan sendirinya dan hanya orang-orang yang di mabuk asmara saja yang bisa memahami dan menikmati suasana seperti itu, hanya mereka yang bisa merasakan not-not indah yang tersusun menjadi music klasik dari hiruk pikuk keramaian simpang Surabaya.

Di tengah keramaian, mereka terus memadu kasih sayank antara mereka, raut wajah kebahagiaan penuh cinta terpancar dari wajah mereka membuat yang melihat akan iri dengan kemesraan mereka. “sayank hidupku tak bearti tanpa mu, aku menjadi orang yang sangat kesepian ketika kamu tak ada di samping ku, tawa ku, canda ku, semuanya ada pada mu sayank ku, aku tak bisa pungkiri bahwa aku terlalu mencintai mu dan terlalu besar cinta yang kamu berikan kepada ku”. Ucap rafa dengan lirih di telinga rendra. “aku akan selalu ada untuk mu cinta”, ucap rendra sembari memeluk rafa dengan kehangatan cinta.

“terima kasih cinta” ucap rafa ingin melepas pelukan hangat dari rendra, kembali rendra mencium kening rafa dengan penuh kasih sayang dan cinta. Dan tak kuasa rafa untuk melepas pelukan tersebut.

Malam ini tercipta kenangan indah antara dua anak manusia yang sedang di mabuk cinta, di tempat yang biasa mereka mengukir kenangan yang luar biasa, kenangan yang akan selalu tersave manis di dalam pikiran mereka, walaupun perpisahan menghampiri mereka kelak tetap saja kenangan itu tak akan terlupakan. Simpang Surabaya menjadi saksi atas cinta mereka yang tulus, dan entah sampai kapan semua keindahan dari cinta itu bisa mereka rasakan, semoga saja cinta mereka menyatu untuk selamanya dan hanya kematian yang memisahkannya.

Teruntuk mu cinta ku, permaisuri hati ku…

Teruntuk mu sayank ku, bintang hidup ku..

Selalu jaga hati mu untuk ku cinta….

I LOVE U Sayank….

Banda aceh , 17 september 2011

By,
Hendra Susoh IB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun