Jangan ragu untuk konsultasi dan konseling pada ahlinya, jika mengalami perasaan terpuruk yang berkepanjangan karena tersisih dari pergaulan dan lingkungan. Apalagi, mengalami perasaan terpuruk akibat penghinaan, dikucilkan atau karena suatu peristiwa tragis. Tentu rasanya sangat menyakitkan. Namun, kalau Anda mau berpikir berapa banyak waktu terbuang dan pekerjaan terbelengkalai serta kesempatan lain yang sirnah hanya karena tak mampu keluar dari tekanan dan perasaan terpuruk.
Membiarkan diri digerogoti perasaan terpuruk ibarat menyimpan borok dalam hati dan mempermainkan jiwa dengan menyayat-nyatat luka sedikit demi sedikit menuju penderitaan yang berkepanjangan. Dampak yang terlihat, seperti timbul perasaan tertekan, rasa nyeri dan sesak di dada, perasaan tak bergairah, tak punya nafsu makan, gelisah, tidak dapat tidur, kepala pusing dan sekujur tubuh terasa sakit. Alhasil, timbul dorongan tak rela melepas perasaan terpuruk dari dalam hati dengan munculnya sikap reaktif, mudah tersinggung dan amarah, jika ada orang yang mengingatkannya. Jika ada orang yang mengingatkan, biasanya timbul reaktif negatif, seperti: “Enak aja kau ngomong… Kau gak rasakan… Sakit tau hatiku…!” atau “ ngomong sih mudah, tapi kau gak merasakan betapa menyakitkan…, tau…!”
Kalau Anda mau jujur, terjebak perasaan terpuruk tentu lebih banyak ruginya, bukan?! Coba bayangkan terjebak dalam perasaan terpuruk, apa Anda tidak seperti orang yang sudah jatuh ketimpa tangga pula. Sudah menderita kerugian pertama, harus ditambah lagi ekses negatif sebagai rentetan peristiwa yang menyakitkan itu.
Satu hal yang harus Anda sadari, selama Anda masih bisa bernafas, berarti Anda belum tamat atau harapan Anda belum habis karena masih banyak hal yang masih dapat Anda perbuat.
Lantas, yang jadi pertanyaan, bagaimana cara untuk dapat keluar dari perasaan terpuruk karena suatu keadaan atau peristiwa itu, bukan??? Jawaban utama yang harus Anda lakukan adalah belajarlah untuk mengutamakan berpikir daripada menuruti perasaan yang membuat Anda hanyut dan tertekan. Coba, berhentilah sejenak untuk merasa dan berusahalah menyesampingkan ekses perasaan Anda. Lalu, tanya pada diri Anda sendiri, apa yang akan anda lakukan agar Anda merasa nyaman dan bergairah kembali??? Ingat, ketika Anda sudah mulai mau berpikir berarti Anda sudah melangkah satu tahap untuk menuju perubahan. Pikirkan tindakan apa yang terbaik masih dapat Anda lakukan. Kemudian, Anda harus berani mengambil keputusan untuk segera melakukan “Action” atas keputusan Anda.
Jika Anda dapat melakukan Action tersebut, berarti Anda bisa mengatakan selamat tinggal duka dan hidup Anda masih berharga serta masih banyak hal-hal positif dan konstruktif yang dapat Anda lakukan. Waktu Anda sangat berharga dan tak akan Anda biarkan untuk dihancurkan oleh suatu masalah. Dan ingat, masalah datang bukan untuk ditangisi, namun untuk dipecahkan dan dicari jalan keluarnya.
Berikut ini hal-hal penting yang harus Anda ingat dan Anda lakukan, yaitu:
☻ Cacat atau kekurangan yang Anda miliki itu bukan akhir dari segala-galanya. Masih ada potensi yang tersembunyi dari dalam diri Anda. Kewajiban Anda untuk dapat menggali, mengenali dan memunculkan potensi tersebut, agar hidup Anda lebih bermakna secara pribadi maupun dalam kehidupan pergaulan Anda. Ini bukan omong kosong belaka. Tentunya setiap orang selalu ingin mendapat tempat yang istimewa atau perlakuan yang istimewa di tengah-tengah lingkungan keluarga maupun pergaulan. Benar-tidak??? Anda selalu ingin dianggap hebat, dianggap penting, dikagumi, disanjung dan sebagainya. Namun realita selalu tidak sama persis dengan harapan. Ada kalanya Anda berada pada tempat yang terpojok atau dilecehkan.
Nah, kalau hal ini terjadi pada diri Anda, bagaimana cara Anda mendapat tempat atau perlakuan istimewa tersebut? Untuk mendapat tempat atau perlakuan istimewa tersebut, tiada kata lain Anda harus dapat memunculkan kelebihan yang Anda miliki. Kelebihan tersebut yang mendapat penghargaan orang lain. Kelebihan tersebut bisa bersumber dari bakat, hobi atau wujud buah kreativitas Anda sendiri. Bisa jadi sebuah prestasi di bidang tertentu. Kalau Anda tidak mampu memunculkan prestasi dalam hidup Anda, Anda termasuk orang-orang yang merugi. Oleh karena itu, Anda harus berjuang mewujudkan potensi yangAnda miliki menjadi sebuah prestasi atau karya yang bermutu tinggi.
☻ Rasa rendah diri, apatis dan memandang rendah kemampuan diri sendiri adalah penyakit kronis yang harus segera disingkirkan. Jika tidak segera disingkirkan, penyakit ini akan menghancur-leburkan diri Anda dan membuat Anda terisolasi dan rasa terpenjara jauh dari kehidupan pergaulan Anda.
Tentu Anda tidak mau menjadi orang-orang yang merugi terus, bukan? Begitu juga, tidak ingin dikatakan sebagai orang yang tidak PeDe bukan?! Oleh karena itu, Anda harus mawas diri. Jangan biarkan diri Anda hanyut dalam perangkap pembusukan diri atau menangisi diri atas kekurangan Anda itu terus menerus. Orang lain sudah sampai ke bulan, Anda hanya gigit jari, sembari mengiba-iba mencari-cari kambing hitam ketidakmampuan Anda.
Nah, untuk mengetahui Anda ini termasuk dihinggapi atau memiliki rasa rendah diri, apatis dan selalu suka memandang rendah kemampuan diri sendiri, di bawah ini akan ditunjukkan gejala-gejalanya, seperti: suka melamun, tidak sungguh-sungguh dalam berusaha, kurang tekun dan kurang ulet, suka mencari kambing hitam, suka menangisi diri sendiri, suka mengasihani diri sendiri, selalu mengharap belas kasihan atau perhatian orang lain, suka mengeluh, suka menutup diri, tidak punya inisiatif, bersikap pasif selalu, tidak dapat bergaul dan tidak punya tujuan hidup atau cita-cita.
☻ Tugas utama Anda adalah kemauan untuk mempelajari letak kekurangan diri sendiri dan berusaha untuk mengatasinya. Tindakan tersebut adalah tindakan yang bijaksana dan bernilai tinggi. Benar, jika Anda punya kekurangan atau mengalami hambatan, kemudian janganlah Anda lari atau menghindarinya. Karena hal tersebut, bisa menjadi boomerang atau merugikan bagi Anda sendiri. Jalan terbaik adalah mempelajari cara-cara yang efektif untuk mengatasi kekurangan atau hambatan tersebut. Anda harus punya rasa percaya diri, bahwa Anda mampu berbuat. Jangan takut gagal. Kegagalan adalah hal biasa dan awal dari keberhasilan. Lihatlah Thomas Alva Edison berhasil menemukan bola lampu listrik setelah melalui serangkaian percobaan sebanyak kurang lebih 1000 kali. Begitu juga, Hellen Keller berusah mengatasi keterbatasan-keterbatasannya, sehingga berhasil. Ia orang pertama sebagai tunanetra yang berhasil meraih gelar sarjana dari Harvard University.
☻ Mencari nilai plus diri sendiri dan mewujudkan menjadi tindakan adalah perbuatan yang dapat mencapai kesuksesan dan kebahagiaan hidur. Nah, ini yang penting. Siapa yang tidak ingin menjadi orang hebat atau orang terkenal dan dikagumi banyak orang?! Anda tentu yakin, siapa pun juga dalam hatinya ingin menjadi orang hebat atau orang yang terkenal yang disanjung dan dikagumi banyak orang. Namun sayang, hanya sedikit orang yang mampu mewujudkannya, yang lain hanya bisa terpukau oleh keberhasilan orang lain. Padahal, setiap orang itu punya potensi. Caranya berusahalah mengenali dan memunculkan bakat kita secara kreatif-inovatif. Secara lebih jelas nilai plus diri itu dapat dikembangkan berdasarkan bakat, hobi atau kreativitas Anda dengan menjadikannya dalam sebuah realita yang bernilai dan bermanfaat. Oleh: Hendra Surya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H