Malam itu, selendang Rahmah telah rapi disetrika. Namun, malam itu, Rosmaini harus terperanjat mendengar kematian gurunya.Â
Buya Hamka pun menoreh pena, "....saat orang berhenti sejenak di Muzdalifah memilih batu untuk pelempar setan dan mendakikan doa dan munajat kepada Tuhan, maka bersama-sama doa yang mustajab itu, roh dari seorang pejuang wanita Islam Indonesia, Rahmah El-Yunusiyyah, telah turut pergi menghadap Tuhannya."Â
Ibu Pendidikan Indonesia meninggalkan kita pada malam 9 masuk 10 Dzulhijjah 1388 Hijriyah. Dalam Masehi, 26 Februari 1969. Malam menjelang Idul Adha.
NB: Rosmaini, pendiri Diniyyah al-Azhar Jambi.Â
Sumber:Â
*Aminuddin Rasyad, Leon Salim, Hasniah Saleh dalam H. Rahmah El Yunusiyyah dan Zainuddin Labay El-Yunusy (1991).Â
*Hamka, "Kenang-kenangan: Wafatnya Ibu Rahmah El Yunusiyyah, Shahibatal Fahilah As Syaichaj Hajjah", Harian Abadi 1 Maret 1969.Â
*Hendra Sugiantoro dalam Rahmah El-Yunusiyyah dalam Arus Sejarah Indonesia (2021).Â
*Herry Saputro (Ed.) dalam Perempuan Tangguh: Kisah Inspiratif Perempuan Tangguh di Balik Berdirinya Diniyyah Al Azhar (DIAZ) Muara Bungo, Jambi, dan Muara Tebo (2020).Â
Keterangan Foto: Mohammad Natsir (17 Juli 1908-1993) di makam Rahmah El-Yunusiyyah (Sumber: Sumber : Buku Peringatan 55 tahun Diniyah Padang Panjang).