Survei peringkat Bandara versi Skytrax tahun 2024 menghasilkan peningkatan posisi bandara internasional Soekarno-Hatta, dari posisi di urutan ke 43 bandara terbaik dunia tahun 2023, meningkat ke posisi ke 28. Hal ini tentunya dapat menjadi dasar pengelola bandara untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan dengan menetapkan strategi pengembangan, baik yang terkait dengan infrastruktur, sumber daya manusia, dan juga pengadopsian teknologi yang semakin canggih.
Sebagaimana kita ketahui bahwa bandara memiliki peran krusial dalam konektivitas udara nasional dan internasional. Sebagai gerbang utama Indonesia, pengembangan sumber daya menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan daya saing bandara. Dengan menggunakan konsep Resource-Based View (RBV), dapat diidentifikasi sumber daya utama seperti lokasi strategis, fasilitas modern, dan ketersediaan sumber daya manusia yang terampil sebagai keunggulan kompetitif. Evaluasi keunikan dari sumber daya ini menjadi penting dalam menyusun dan menetapkan strategi pengembangan.
Sebagai bandara tersibuk di Asean (OAG Aviation Worldwide Limited, 2024), bandara internasional Soekarno-Hatta harus menjadikan hal ini sebagai tantangan untuk dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada maskapai penerbangan dengan meningkatkan kualitas layanan terhadap penanganan pesawat saat transit (ground handling) juga penanganan terhadap penumpang (passanger's handling). Bagaimana proses pengisian bahan bakar (refuelling) dan pengecekan kelaikan pesawat untuk terbang dapat dilakukan dengan cepat, proses loading dan unloading kargo yang lebih efisien, juga proses embarking/boarding dan disembarking penumpang yang lebih teratur. Hal-hal ini tentunya memerlukan strategi yang didasarkan pada pemanfaatan sumber daya yang ada, optimalisasi sumber daya manusia dalam memberikan layanan, serta integrasi teknologi untuk efisiensi operasional yang akan menjadikan bandara lebih kompetitif. Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan. Para pegawai bandara perlu terus ditingkatkan kualitasnya melalui pelatihan dan pendidikan yang relevan, harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dalam bidangnya sehingga mampu memberikan layanan yang prima kepada penumpang. Selain itu, ketersediaan SDM yang berkualitas juga akan memberikan dampak positif terhadap citra bandara di mata masyarakat.
Tidak hanya itu, bandara juga harus mampu mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Penerapan teknologi terbaru di bidang aviasi seperti sistem manajemen lalu lintas udara, sistem keamanan, dan fasilitas self-check-in merupakan hal yang perlu diperhatikan. Dengan mengadopsi teknologi terkini, bandara dapat memberikan layanan yang lebih efisien dan memuaskan bagi para pengguna jasa. Mengembangkan sumber daya dan membangun kerjasama antara berbagai pihak juga sangat diperlukan. Kolaborasi dengan pemerintah, operator bandara, maskapai penerbangan, serta stakeholder terkait lainnya dapat menciptakan sinergi yang positif dalam meningkatkan daya saing bandara.
Melalui penerapan RBV, bandara Soekarno-Hatta akan menjadi lebih unggul dalam menarik maskapai penerbangan dan meningkatkan layanan bagi penumpang. Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap daya saing bandara serta pengalaman pengguna jasa yang lebih memuaskan. Dengan mengoptimalkan pengembangan sumber daya manusia, infrastruktur, teknologi, dan kerjasama antarpihak, bandara sebagai gerbang utama Indonesia dapat terus meningkatkan daya saingnya dan memberikan layanan yang terbaik bagi para pengguna jasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H