Mohon tunggu...
Hendra Halomoan Sipayung
Hendra Halomoan Sipayung Mohon Tunggu... Penulis dan konsultan pencitraan -

Saya adalah seorang penulis buku, ghostwriter, marketing online, personal brand consultant. Tinggal di Depok dan bekerja di daerah Ragunan, Jakarta Selatan. Saya bisa dihubungi di nomor 085925077652..Situs: http://konsultasimenulisbuku.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inspiratif: Saya Bekerja Saya Bahagia

2 Desember 2013   11:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:25 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya mulai perjalan karir saya, karena mengikuti orang lain. Maksudnya mengikuti orang lain, saya selalu melihat apa yang orang lain lakukan. Apalagi melihat seseorang yang punya banyak uang, sukses dalam karir, “keren”, puji saya dalam hati. Dan saya ingin seperti mereka.

Keluarga saya majority adalah keluarga dengan latar belakang eksakta. Keluarga saya ada yang bekerja sebagai dokteratau insinyur. Sedikit banyak saya jadi terpengaruh untuk melihat itu sebagai sesuatu yang cool

Tapi semasa SMA, sebelum penjurusan di kelas 3, saya kena perjalanan mafia dan saya menjalaninya kaya neraka. Ya, itu dia, pelajaran eksakta.

Ketika itu juga, saya mulai sadar kalau passion saya adalah perform, menjadi pusat perhatian dan berbicara sama orang. Pada saat yang bersamaan banyak teman-teman saya percaya sama sayadan menjadikan saya sebagai tempat berkeluh kesah.

Titik dimana saya mulai mencari jati diri saya yang sebenarnya, adalah waktu di penjurusan di kelas 3. Saya mulai berani mengambil keputusan, bahwasaya mau menjalani hidup saya sendiri bukan orang lain.

Akhirnya saya melawan arus keluarga saya yang kebanyakan IPA. Saya memilih IPS.

Setahun di kelas 3 itu saya merasakan sangat enjoy. Saya sanga menikmati proses belajar.

Lalu kemudian, menjelang kelulusan saya, muncul keinginan, secara tidak sadar, bukan keinginan saya sebenarnya, untuk mengambil ekonomi karena di mata saya saat ini look cools. Saya punya keyakinan jika ingin hidup sejahtera, jurusan ekonomi adalah yang paling tepat untuk mewujudkan itu. Sebuah asosiasi sederhana yang sebenarnya saya simpulkan dari orang-orang yang menurut saya sukses secara materi yang memiliki pendidikan di bidang ekonomi.

Saya lulus UMPTN UI pada jurusan studi pembangunan, meskipun saya tidak tahu seperti apa itu akan mengarah kemana. Namun, se-tahun di Studi Pembangunan UI, saya kemudian merasa risih. “Ini bukan gue banget, karena terlalu teoritis”, protes saya dalam hati.

Karena sudah tidak nyaman dengan jurusan saya sebelumnya, sayapyn mencoba pindah ke manajemen. Sayangnya nilai saya tidak mencukupi. Walaupun demikian saya akhirnya saya pindah ke jurusan akuntansi.

Namun, di akuntansi lagi-lagi real passion saya kayak tertutup. Awalnya saya berpikir jurusan akuntasi memberikan saya masa depan yang cerah. Pasalnya kakek saya juga akuntan dan secara financial berkecukupan.

Menjelang akhir perkuliahan kuliah saya sempat magang di kantor kakek saya, dan beberapa hari saja saya mulai terusik, What the hell am I doing?

Lalu saya mendapatkan kesempatan bekerja di Schlumberger perusahaan kontraktir minyak yang wow banget buat fresh graduate seperti saya, sebagai akuntan perpajakan.

Penghasilan saya kala itu cukup besar dibandingkan fresh graduate di perusahaan lain.

Tidak kembali terusik. Setiap hari saya di belakang meja. Level kontrak dengan orang lain cukup rendah. Tugas saya hanya menghitung uang orang lain dan berhubungan dengan file-file.

Setelah setahun bekerja, saya mulai berpikir untuk mengejar apa yang saya suka. Akhirnya saya memutuskan untuk resign dan meneruskan pendidikan S2 di Prasetiya Mulya. Saua memilih mengambil bidang manajemen.

Ngobrol dengan banyak tentang kasus-kasus bisnis, It was fun bagi diri saya. Pada saat masih kuliah S2 di Universitas Prasetiya Mulya, saya makin yakin, bahwa non eksakta adalah “gue banget”. Saya suka melakukan presentasi. Ini milestone saya kedua dalam mencari passion.

Setelah menyelesaikan pendidikan pascasarjana, saya mendapatkan kesempatan bekerja di Loreal. Saya mengikuti program management trainee di perusahaan tersebut dan ditugaskan di bagian marketing selama 8 bulan. Lagi-lagi saya salah kira. Saya merasa tidak menyukai tugas-tugas saya dan hidup layak di dalam neraka.

Namun, di bulan ke 9 mereka assign saya ke lapangan sebagai salesman. Dan... It was Heaven. Saya menyukai tanggung jawab saya. Bertemu banyak orang. Melakukan presentasi. Negosiasi. Dan saya tidak terpaku di belakang meja. Ini adalah awal saya menemukan passion saya.

Saat ini saya mendapatkan seluruhnya. Kebahagian bekerja, karir yang melejit, pendapatan yang lebih dari cukup, dan rasa kebanggaan terhadap diri saya sendiri serta penghargaan dari banyak orang. Semua itu saya peroleh ketika saya melakukan pekerjaan yang sesuatu dengan passion saya.

Saya percaya sekarang bahwa sales itu yang sangat essential dalam hidup saya. Semua profesi harus bisa jualan, setidaknya itulah kesimpulan saya sampai saat ini. Perjalanan karir saya di sejumlah perusahaan multinasional dan nasional, adalah karena saya bisa memasarkan diri saya. Saya diterima di perusahaan-perusahaan dunia: Schlumberger, Loreal, Danone dan perusahaan besar seperti Kalbe karena saya bisa menjual diri sendiri dengan baik. Dan tahu cara menghadapi orang. Namun terpenting dari semua itusaya memilih untuk mencari pekerjaan yang membuat saya bahagia.

Aditiya adalah orang biasa yang sudah menjalani perjalanan yang luar biasa dalam karir. Itu sebabnya saya kemudian mendirikan CareerGuide bersama sahabat saya Franky, untuk membagikan perjalanan hiup yang sudah kami alami, agar para pekerja tidak harus memulai dari nol untuk meraih passionnya.

Aditiyo Indrasanto

Founder : Career Guide Indonesia

http://careerguideindonesia.com/

Untuk konsultasi Gratis kirimkan pertanyaan Anda ke dengan Format

Nama_email_pertanyaan

0818970661

Mohon menyebarkan artikel ini kepada teman2 lainnya yang butuh pencerahan karir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun