Mohon tunggu...
Hendra Sidratul Azis
Hendra Sidratul Azis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Noted! Main bola memang seru dan menyehatkan. 😊⚽

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan sebagai Perlawanan terhadap Kekuasaan

6 Desember 2024   16:50 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:03 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3D illustration Education as Resistance to Power (Blackbox AI)

Pendidikan dalam banyak konteks sering digunakan oleh penguasa atau kelompok elit untuk mempertahankan dan memperkuat kekuasaan mereka sehingga Pendidikan dalam hal ini, bukan sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga proses pembentukan ideologi dan kontrol sosial dari sebuah kekuasaan. Pendidikan bisa di ibaratkan seperti pisau bermata dua oleh kekuasaan, karena  Pendidikan dapat memiliki potensi ganda, yaitu sebagai alat yang dapat digunakan untuk memperkuat kekuasaan atau sebagai alat untuk melawan kekuasaan yang menindas.

            Potensi ganda yang ada pendidikan mengacu pada kemampuannya untuk berfungsi sebagai alat yang digunakan oleh penguasa, dan juga menjadi sarana yang efektif untuk melawan kekuasaan itu sendiri. Globalisasi sangat mempengaruhi pendidikan sehingga menjadikan dunia pendidikan semakin kompleks dan terintegrasi dalam waktu yang cepat, dan membentuk pola pikir, perilaku, dan kesadaran politik manusia menjadi lebih dinamis dalam mendukung maupun melawan kekuasaan.  Memperkuat ataupun menantang kekuasaan menjadikan Pendidikan bukanlah entitas yang netral, melainkan sebuah kekuatan yang dapat dipengaruhi oleh kekuasaan dan pada saat yang sama, bisa menjadi alat untuk perlawanan. Untuk mencapai masyarakat yang lebih adil, pendidikan harus diarahkan untuk membebaskan individu dan kelompok dari struktur sosial yang tidak adil serta membuka ruang untuk perubahan yang lebih progresif

            Kekuatan Pendidikan yang begitu besar dalam memperkuat kekuasaan atau untuk menantang kekuasaan, karena sifat pendidikan yang fleksibel, di mana baik penguasa maupun masyarakat dapat menggunakannya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penguasa dan masyarakat dapat menjadi Pendidikan sebagai alat untuk mempertahankan atau memperkuat struktur sosial dan politik yang ada sehingga menghasilkan warga negara yang mendukung, atau setidaknya tidak menentang, kekuasaan yang berlaku.

            Dalam mewujudkan tujuan tersebut penguasa  sering kali mengendalikan kurikulum pendidikan untuk menanamkan ideologi atau pandangan tertentu yang menguntungkan kepentingan mereka, sehingga pendidikan menjadi alat sempurna untuk membentuk identitas sosial yang mendukung kekuasaan yang ada. Hal ini dicontohkan pada rezim otoriter, yang menjadikan negara memberikan pendidikan dan pengajaran yang mendukung pemerintah yang berkuasa, sementara peristiwa-peristiwa yang bisa memicu kritik terhadap pemerintah atau mengangkat isu ketidakadilan sengaja diabaikan. Penguasa ataupun masyarakat dapat menjadikan Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk membentuk rasa kebanggaan nasional dan identitas kolektif yang mendukung pemerintahan. Kurikulum yang dikuatkan adalah terkait dengan sejarah negara, tokoh-tokoh penting, dan pencapaian pemerintah saat ini, untuk menciptakan rasa kesatuan yang lebih kuat di antara warganya. Dengan cara ini, pendidikan dapat mengurangi perbedaan sosial dan mengurangi potensi perlawanan dari kelompok-kelompok yang mungkin merasa tertindas oleh struktur sosial yang ada.

            Pendidikan juga memiliki potensi yang besar untuk menantang kekuasaan yang menindas, terutama dalam sistem yang tidak adil atau otoriter. Pendidikan dapat membuka mata masyarakat terhadap ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi yang ada, serta memberikan keterampilan dan pemahaman untuk menuntut perubahan. Berikut adalah beberapa cara pendidikan bisa digunakan untuk menantang kekuasaan :

  • Pendidikan Berfikir kritis

Pendidikan berpikir kritis tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, namun juga mengajak masyarakat untuk dapat berpikir secara reflektif tentang perubahan sosial dan dinamika politik. Pendidikan berfikir kritis, mengajarkan kepada masyarakat untuk memahami bahwa keadaan mereka apakah dalam keadaan sejahtera atau miskin, dalam keadaan berkeadilan atau rasial. Pendidikan ini membantu membangun kesadaran sosial dan politik, dan memberi kekuatan kepada masyarakat untuk menuntut perubahan.

  • Pendidikan membangun kesadaraan dan identitas 

Pendidikan dapat berfungsi sebagai alat untuk membangun kesadaran masyarakat, untuk dapat menyadari keadaan dan posisi sosial mereka dalam struktur kekuasaan yang ada. Pendidikan dapat memberikan pemahaman tentang ketidak adilan yang mereka alami akibat dari sistem sosial yang tidak tepat dan harus dapat diubah menjadi yang sesuai. Pendidikan juga dapat membangkitkan identitas masyarakat yang memungkinkan kelompok-kelompok tersebut untuk bersatu dan berjuang bersama dalam melawan ketidak adilan dan penindasan.

  • Pendidikan yang mengedepankan Pemberdayaan sosial

Pendidikan yang mengedepankan pemberdayaan sosial menjadikan dan memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan yang dibutuhkan masyarakat dalam  melawan penindasan dan ketidakadilan. Pemberdayaan pengetahun pendidikan memberikan pengetahuan kepada masyarakat pada semua bidang yang strategis, seperti bidang hukum, hak asasi manusia, atau keorganisasian sosial yang dapat membantu masyarakat untuk memahami hak-hak mereka dan bagaimana memperjuangkan hak-hak tersebut melalui saluran yang sah serta Pendidikan juga dapat memberikan keterampilan untuk berorganisasi, mengadvokasi perubahan, dan membangun gerakan sosial yang kuat.

Penulis: Hendra Sidratul Azis (Mahasiswa Pascasarjana S3 UNDIKSHA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun