Kondisi usaha konveksi di Indonesia saat ini berada pada posisi yang memprihatinkan. Banyaknya trend fashion impor secara ilegal masuk ke Indonesia menyebabkan melemahnya industri konveksi lokal yang kalah saing akibat fenomena tersebut. Daya beli masyarakat terhadap pakaian atau fashion lokal turut menurun karena banjirnya pakaian impor datang ke Indonesia. Selain itu, masyarakat berspektif bahwa pakaian impor memiliki harga lebih rendah serta daya tarik yang lebih menarik dibanding fashion lokal.
Fenomena menurunnya daya beli masyarakat terhadap fashion local tidak menurunkan semangat bagi para pengusaha lokal untuk bangkit dan berinovasi untuk kelangsungan usaha konveksi. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang setiap orang memakai dan menggunakannya. Hal tersebut merupakan salah satu alasan yang mendasari banyaknya usaha konveksi pakaian berdiri. Usaha konveksi pakaian yang tetap eksis hingga saat ini juga terus bersaing untuk memperoleh jangkauan pasar yang lebih luas.
Salah satu konveksi pakaian yang menjadi perhatian ialah konveksi pakaian olahraga. Tak banyak orang peduli terhadap kebutuhan pakaian khusus untuk berolahraga. Sebagian masyarakat menganggap pakaian untuk olahraga dapat menggunakan pakaian sehari-hari yang nyaman, namun bagi para pecinta olahraga atau atlet dan olahragawan mereka membutuhkan pakaian khusus yang sesuai dan nyaman dikenakan saat aktivitas olahraga.
Usaha industri konveksi jersey lokal asal Kota Jamu, Sukoharjo, yaitu Master Sport Apparel merupakan usaha yang berdiri ditengah-tengah waktu pandemi Covid-19 yang berhasil eksis hingga saat ini. Usaha konveksi rumahan ini beralamat di Jalan Nguter Baran, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Master Sport Apparel menerima pesanan untuk memproduksi kaos dan jersey pakaian untuk kebutuhan berbagai olahraga. Reputasi Master Sport Apparel sudah cukup kuat, usaha ini berhasil melebarkan sayap menjangkau pasar luar pulau bahkan ke luar negeri.
Rizky Yanuar selaku pemilik Master Sport Apparel sekaligus pelatih futsal itu mengatakan, kunci keberhasilan Master Sport Apparel ialah dengan melakukan segmentasi pasar yang lebar untuk mendapatkan jangkauan konsumen yang luas. Pemasaran yang dilakukan dengan menyasarkan produk ke relasi-relasinya di berbagai daerah yang memiliki hobi olahraga serta jangkauannya tidak hanya sebatas wilayah lokal bahkan nasional, selain itu Master Sport Apparel konsisten dalam menjaga kualitas produk yang diberikan kepada konsumen.
Dalam segi manajemen keuangan, Master Sport Apparel juga menerapkan analisis-analisis terhadap biaya-biaya secara mendalam, baik biaya tetap usaha, biaya variabel, maupun biaya lain-lain yang digunakan selama proses produksi. Master Sport Apparel memperhatikan biaya-biaya total yang dikeluarkan untuk seluruh proses produksi guna menghitung laba yang akan dihasilkan.
Pemanfaatan pendekatan-pendekatan perhitungan dalam ilmu akuntansi diterapkan oleh pemilik untuk menganalisis perhitungan sebelum produksi, saat produksi, bahkan pasca produksi. Beberapa pendekatan yang diterapkan oleh Master Sport Apparel sebagai acuan perhitungan dalam lingkup finansial ialah pendekatan titik impas dan penetapan target laba yang relevan dengan pendekatan analisis biaya volume laba.
Pemahaman tentang titik impas usaha diartikan ketika posisi usaha tidak mengalami untung dan juga tidak mengalami kerugian. Keadaan ini dikenal dengan Break Event Point. Titik impas berfungsi untuk melihat banyaknya pakaian jersey yang minimum harus dijual untuk memperoleh penghasilan yang mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Selain itu titik impas dimanfaatkan sebagai dasar untuk menghindari kerugian. Titik impas juga digunakan untuk melihat besaran produk yang harus dijual dan mengetahui kapan keuntungan laba diperoleh Master Sport Apparel.
Informasi mengenai jumlah titik impas pada Master Sport Apparel dimanfaatkan untuk menentukan jumlah laba yang ditargetkan untuk penjualan di waktu selanjutnya. Setiap bulan Master Sport Apparel memiliki target-terget laba yang ditetapkan guna meraih peningkatan laba di setiap bulan. Penggunaan titik impas penjualan yang dihasilkan ialah sebagai salah satu pedoman untuk peningkatan profitabilitas usaha.
Penggunaan pendekatan titik impas usaha dalam meningkatkan profit usaha ialah memperhatikan penjualan jersey olahraga harus berada diatas nilai titik impas agar mampu menutup seluruh biaya yang dikeluarkan dan memberikan nilai tambah penghasilan. Tak hanya itu, penentuan target besaran laba dalam rupiah juga dapat ditentukan dengan perhitungan titik impas usaha. Pada saat waktu bulan-bulan tertentu misal pada bulan perlombaan olahraga Master Sport Apparel juga menargetkan penjualan jersey lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya.
Guna mencapai keberhasilan yang telah direncanakan tersebut, selain mengimplementasikan teknik-teknik akuntansi, langkah pendukung lainnya ialah dengan memperluas segmentasi pasar dan melakukan pemasaran dengan bermitra kepada pihak yang berkaitan. Selain langkah pelebaran segmentasi pasar, menjaga kualitas produk jersey juga di prioritaskan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Master Sport Apparel menggunakan kolaborasi metode untuk penguatan usaha dari internal yaitu memperkuat analisis perhitungan dengan pendekatan akuntansi dalam keuangan dan melakukan aksi nyata yaitu pemasaran yang menyasar ke konsumen yang ditarget dan melebarkan jangkauan segmentasi pasar untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi.