Â
Mantan Presiden klub Catania, Antonino Pulvirenti mendapat hukuman larangan untuk menghadiri kegiatan olahraga apapun bahkan juga dilarang untuk masuk ke  stadion. Hukuman yang berlaku selama 5 tahun tersebut, dijatuhkan setelah Pulvirenti terlibat dalam pengaturan pertandingan (match fixing).
Hukuman terhadap Pulvirenti diumumkan Selasa (11 Agustus 2015) waktu Italia oleh Kepala Polisi Catania Marcello Cordona. Selain Pulverenti, hukuman serupa juga dijatuhkan kepada CEO klub Catania, Pablo Cosentino. Sebelumnya pendukung Catania sudah sering melancarkan protes terhadap kepemimpinan Pulvirenti dan kawan-kawan di Catania.
Pulvirenti, Cosentino dan 5 orang lainnya ditangkap pada Bulan Juni lalu atas tuduhan terlibat dalam pengaturan beberapa pertandingan di Serie B untuk menyelamatkan Catania dari degradasi.
sumber berita dan foto
http://www.laht.com/article.asp?CategoryId=13002&ArticleId=2394256
Â
Skandal dalam dunia sepakbola di Italia bukan berita baru lagi. Kita tentu masih ingat kasus calciopoli di tahun 2006. Mundur ke dekade 1980 an kita diingatkan pada kasus totonero. Kasus-kasus tersebut melibatkan klub-klub dan nama-nama besar di sepakbola Italia. Namun sepakbola Italia tetap mampu berprestasi. Mengapa begitu? Mungkin karena di Italia hukum mampu untuk ditegakkan. Pelaku pengaturan skor berhasil ditangkap sebanyak apapun waktu dan biaya yang dibutuhkan. Kelihatannya penegak hukum disana tidak terlalu terlibat dalam urusan politik.
Hukuman yang diberikan kepada pelaku pengaturan skor memang harus seberat beratnya. Hal ini karena pengaturan skor termasuk kejahatan luar biasa dalam olahraga. Banyak pihak yang dirugikan oleh pelaku kejahatan ini. Mereka antara lain
- Pihak pertama yang paling dirugikan adalah fans. Mereka datang ke stadion dengan mengorbankan waktu dan biaya demi mendukung tim kesayangannya. Alangkah kejamnya bila fans yang seperti itu ternyata disuguhi pertandingan yang sudah diatur atau pertandingan bohong-bohongan.
- Pemain dan jajaran ofisial tim. Berikutnya adalah mereka yang tidak tahu menahu mengenai pengaturan pertandingan. Mereka ini juga ikut menjadi korban, nama mereka bisa ikut-ikutan tercemar bila klub yang mereka bela ternyata terlibat dalam pengaturan skor.
- Mereka sudah mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membiayai perhelatan sepakbola. Apa jadinya bila ternyata ada pertandingan dagelan di dalamnya. Nama baik sponsor juga bisa ikut tercoreng.
Mudah-mudahan apa yang terjadi di Italia ini bisa menjadi contoh bagi sepakbola Indonesia. Kalau menurut pemberitaan yang ada, sudah ada saksi yang dulunya pelaku yang katanya bersedia untuk buka mulut tentang pengaturan skor di Indonesia. Sudah ada para pemain yang bersedia buka mulut tentang sepakbola gajah yang dilakoni. Sudah ada rekaman pembicaraan antar bandar judi sepakbola. Sudah ada yang berkoar koar di televisi pada satu acara di TV Swasta. Menurut saya sudah cukup alat bukti dan saksi tentang pengaturan skor. Tunggu apalagi.
Â