Menghayati kelucuan negeri ini kadang membuat darah sampai ke ubun-ubun.
Banyak pelawak yang sedang naik daun sepertinya.
Tapi sayang, sama seperti acara lawak di televisi, penontonnya bayaran, dan bualannya tak beraturan, konyol.
Nyatanya negeri ini merupakan negeri agraris, bukan negari bualis.
Analogis seperti padi dan benalu.
Pepatah bilang: padi berisi menunduk tak berisik.
Namun siklus yang berjalan adalah padi sedang membunting, belum menunduk.
Pak Tani murung, nestapa puso sedang melanda, pandemik.
Padi membunting diintip pipit oportunis.
Sedang lumbung menipis dijaga tikus.
Bagaimana tidak, kebun beringinnya digerayangi benalu, hampir ke akar-akarnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!