"perbaikan jalan sejarak 1.000 Km dari Labuan Bajo menuju Wae Rebo tentunya membutuhkan semen yang banyak." (Voxntt.com)
Dengan demikian, sikap Gubernur jelas terkait penolakan masyarakat dan Gereja, yakni memindahkan pabrik ke Timor. Mungkin Gubernur juga sedikit menyesal karena jika masyarakat dan Gereja menerimanya, kebutuhan semen masyarakat Manggarai dan Flores umumnya secara perlahan-lahan terpenuhi.
Menelisik Kebijakan Pembangunan Semen di Manggarai Timur
Hemat saya, pembangunan pabrik semen di Manggarai Timur mesti tetap dilakukan asalkan memerhatikan beberapa hal.Â
Pertama, sudah dilakukannya AMDAL dan prosesnya pengerjaannya bersih tanpa intervensi pihak tertentu yang ingin mendapatkan keuntungan.Â
Kedua, proses pembebasan lahan warga dilakukan secara bertanggungjawab dan atas kesepakatan bersama. Hal ini bertujuan untuk menghindari polemik-polemik yang tak perlu ketika pabrik semen dijalankan.
Sebagai masyarakat NTT, saya tak dapat memungkiri urgennya kehadiran pabrik semen di Manggarai Timur. Ada beberapa keuntungan atau dampak positif yang diperoleh darinya.Â
Pertama, pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat kecil. Daripada mereka mengadu nasib ke luar negeri atau provinsi untuk mencari pekerjaan, alangkah baiknya jika mereka bekerja di pabrikan semen.Â
Kedua, penghematan biaya pengiriman semen dari pulau Jawa ke NTT. Persoalan biaya pengiriman selalu menjadi persoalan klasik terhadap mahalnya harga semen dan barang-barang lainnya di NTT. Karena itu, pembangunan pabrik  semen di Manggarai Timur bertujuan untuk meminimalisir hal tersebut.
Ketiga, pemberdayaan terhadap batu gamping yang selama ini dipandang sebelah mata dan tidak digunakan sama sekali.
Keempat, menambah pendapatan daerah. Tentunya kehadiran pabrikan semen tersebut akan mendatangkan pendapatan baru bagi keuangan Pemkab Manggarai Timur melalui pajak yang ditetapkan secara bersama-sama dan menurut perundang-undangan yang berlaku.