Perkembangan media sosail dari tahun ke tahun sangat signifikan penggunanya, tidak hanya mewabah di masyarakat perkotaan saja, melainkan masyarakat dipedesaan sudah bisa menikmati media sosial dengan mudah dan bisa dinikmati oleh seluruh kalangan. Semakin hari perkembangan fitur-fitur media sosal tersebut terus berkembang, saling bersaing menciptakan fitr-fitur yang terbaik yang bisa dinikmati oleh banyak orang. Dengan adanya fitur-fitur yang terus diperbaharui tentunya aplikasi tersebut menjadi semakin menarik dan lebih multifungsi untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Apakah itu suatu hal yang baik? Ya, sangat jelas hal tersebut sangat baik, bagaimana seseorang bisa berkeliling dunia dan mencari informasi-informasi didalamnya, bagaimana seorang pelajar sangat terbantu ketika mengerjakan tugas-tugasnya, bagaimana seorang ilmuan bisa menyapaikan keilmuannya melalui sebuah jurnal, bagaimana seorang ahli pertanian bisa menghasilkan panen yang baik tanpa terkena gangguan hama, bagaimana seoarng wanita bisa tampil menawan karena melihat banyaknya tutorial make up atau seorang bisa menyatakan cinta kepada orang yang ia sukai karena melihat beberapa film FTV, bahkan yang lebih baik adalah ketika seorang menjadi lebih taat beribadah ketika ia mendengar berbagai kajian-kajian keagamaan dan hal lain yang tentu sangat berguna dalam mempermudah berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Pada saat ini bisa dikatakan sebagai zamannya keterbukaan informasi dan komunikasi sangat bebas dan luas, bagaiamana saat ini segelintir orang yang sudah tidak bisa menjaga lagi privasinya, setiap moment akan dibagkian di berbagai media sosial. Alasannya tentu berbagai hal, dari mulai kesenangan, ingin memperlihatkan kemewahan, ingin membantu seseorang supaya mendapatkan suatu dukungan atau hal lain yang memang hanya orang tersebut yang tahu. Apakah hal tersebut bisa menimbulkan permasalahan?. Kita coba analisa beberapa faka yang sering terjadi dan mungkin ada yang pernah mengalami. Diilustrasikan seorang istri memposting beberapa foto kegiatannya ke salah satu media sosial, dengan maksud ingin memperlihatkan apa yang sedang ia lakukan saat itu. Bukan hal yang aneh lagi like dan comment pasti ada dan bisa saja sangat diharapkan. Dari beberapa postingan tersebut terjadilah perbincangan-perbincangan yang melahirkan suasana menyenangkan, hingga akhirnya bisa melupakan dengan keluarga atau pasangannya, ketika dihadapkan dengan berbagai masalah maka ia lebih memilih untuk bercerita di story media sosial dibanding dengan duduk bersama membicarakan dengan keluarga atau hal-hal lain yang justur bukan menyelesaikan permasalahan, tapi justru menimbulkan permasalahan baru.
Pertanyaan yang mendasar, ketika seseorang memperlihatkan berbagai aktivitasnya, apakah hal tersebut merupakan suatu kebutuhan?. Dalam teorinya Maslow bisa dikatakan iya, dimana seseorang mengharapkan penghargaan atau pengakuan terhadap kesuksesan, kerja keras atau keberhasilan yang sudah ia capai. Kebutuhan merupakan hal dasar yang harus dipenuhi, ketika kebutuhan tersebut maka akan terjadi ketidak seimbangan/ permasalahan, frustasi dan gejala-gejala psikologis negatif lainnya.
Apakah ini bisa terjadi sama siapa saja? Ya bisa, siapapun bisa menimpa siapa saja. Maka daripada itu mari kita bersama sama menggunakan media dengan bijak, kecanggihan media jangan sampai mengendalikan perilaku manusia, melainkan manusia harus bisa mengendalikan media. Kecanggihan-kecanggihan akan selalu terus berkembang dari masa ke masa, walau sudah terlanjur, dengan menyelamatkan anak cucu kita tentu menjadi dalan terbaik saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H