Kata orang,  kita harus  bersyukur di beri umur panjang oleh Tuhan.Tanpa ragu saya menyetujuinya, dan amat berterima kasih kepadaNya.Namun pada waktu2 buruk(bad times), kita juga harus menerima kenyataan bahwa seiring berjalannya waktu, maka tubuh kita otomatis mengalami penuaan dan tidak prima lagi seperti semula.
Almarhum pamam saya, dr.Rizal Sudarjo S.Pd, salah seorang dokter senior, dulunya berkerja di RS Borromeus Bandung, "membocorkan" pada saya, bahwa menjelang lansia, segenap anggota tubuh sudah rapuh.Jadi tidak lagi sempurna menunjang satu dengan lainnya.Dan lambat laun akan menimbulkan  penyakit kronis.
Apa yang beliau katakan, tebukti dan saya alami sendiri  saat ini.Dimana penyakit2 ringan tetap saja menempel setiap harinya berganti tempat.Kalau bukan di mata yang sudah permanent rabun(cataract dan gloucoma), arthritis, dan pencernaan, sudah menjadi langganan saya setiap hari.Meskipun kadang tidak terlalu mengganggu, tapi amat membatasi kegiatan se-hari2.
Minggu lalu, disaat bangun tidur, dan masih berbaring, saya coba lakukan screeching ringan dengan mengangkat /
menyilangkan kedua kaki, lalu saya tarik salah satunya ke arah selangkangan. Mungkin tarikannya terlalu keras, sampai tulang pinggul saya jadi  sakit/ngilu sewaktu saya posisikan telentang kembali.Setelah itu saya tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Hari itu kebetulan snow berat.Dari balik jendela kaca kamar tidur, saya hanya dapat memperhatikan timbunan salju menutupi halaman belakang.Cabang2 dan ranting2 kering perlahan di selimuti salju putih.Sekali2, beberapa ekor burung kecil hinggap bergantian  diatas nya ber-ayung2, lalu terbang meninggalkan serbuhan salju melayang di tiup angin.
Tak lama kemudian, seekor bajing berlari kencang di atas pagar kayu, lalu meloncat kepagar  tetangga.Sementara itu salju masih tetap mengguyur di sertai  kibasan angin kencang.
Waktu demi waktu berjalan lambat di depan saya menyajikan panorama berbeda setiap detiknya.Dari sini, sang waktu, membawa saya ke alam lain, bergantian di saat tertidur lalu terjaga kembali.
Pemandngan pertama, terlihat almarhum Papie  menggendong saya sembari menyanyikan sebaris lagu yang itu2 juga di-ulang2, bunyinya:"happy yah......yah......happy yah.......".Sampai saat ini, saya masih ingat betul iramanya.
Sayang Papie meninggal di usia yang masih muda.