Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Membedah" buku The Last Lecture, by Randy Pausch and Jeffrey Zaslow

26 Oktober 2024   05:35 Diperbarui: 26 Oktober 2024   06:52 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar;DokPribadi

Buku mungil berwarna coklat berjudul "The Last Lecture", saya temukan di sebuah kotak kecil dekat Swimming Pool.Sebuah tempat rekreasi musim panas buat penghuni rumah di komplex kami.Kotak buku ini di sediakan buat siapa saja yang senang membaca.

Jadi kalau penghuni punya buku2 bekas(sudah dibaca), boleh di taruh aja disini.Suatu hari pasti ada orang tertarik  lalu mengambilnya.Sayapun telah turut menyumbang beberapa buku, dan tidak lama kemudian sudah tidak ada ditempatnya.Ada perasaan legah di hati saya, karena telah bisa berbagi.

Keinginan saya mengupas sedikit  isi buku ini, karena sekali lagi, ingin berbagi pengalaman yang bisa kita simak bersama.Terutama buat para langsia yang kadang  kurang menghargai/mencintai pasangannya selagi masih hidup berdampingan.Masih bertatap muka, masih sempat tidur di kasur yang sama.Namun meraka kadang kurang menyadari bahwa waktu buat keduanya atau segenap penghuni bumi melaju terus, tanpa berhenti sedetikpun.Namun sayangnya, moment tak ternilai ini masih sempat di warnai dengan pertengkaran2  kecil yang tidak worthed. 

 Sebelum membaca sebuah buku, biasanya saya amati dulu ringkasan ceritera di sampul depan.Kemudian  pindah ke sosok  penuiis Dan terahir  kebagian review.

Disampul "The Last Lecture", saya amati sebuah motto berbunyi:

"We cannot change the cards we are dealt, just how we play the hand." - Randy Pausch, penulis.

Kira2 maksudnya,"Kita tidak dapat mengubah nasib, tergantung bagaimana kita memanagenya"

Kalimat2  selanjutnya  membawa kita ke masalah kematian dan merenungkannya.Dengan sebuah pertanyaan yang patut di pikirkan, yaitu:"Kebijaksanaan apa yang bisa kita berikan pada dunia bila  kita tahu inilah kesempatan terahir kita?"

Kalau kita harus meninggal  besok, apa yang kita ingin wariskan?"

Si penulis, bernama Randy Pausch, di bantu rekannya  Jeffrey Zaslow, "memperkenalkan" kebiasaan para proffesors  di Carnegie Mellon buat memberi kesan2 tentang ini.Randy memberi contoh, misalnya, seorang tukang kayu meninggal, maka yang dia wariskan adalh perkakas2nya.Demikian pula dengan guru2, mereka meninggal dengan meninggalkan ilmu pengetahuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun