Mohon tunggu...
Hendra Josuf
Hendra Josuf Mohon Tunggu... Lainnya - berdiam di new york city, usa

sekolah tinggi bahasa asing di tangerang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Langit Menangis

20 September 2024   18:39 Diperbarui: 20 September 2024   18:52 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keatas,aku memandang

Disaat langit sedang menangis

Pun matahari tak nampak

Dan air mata  terasa hangat di pipi

Kuingin bersamamu meski senja sedang suram

Dan seluruh  kegalauan  boleh kau  pancarkan di matamu

Biarkan  tubuhmu kuyup di timpa hujan

Diapun tahu kita sedang melepas  rindu

Mantapkan langkahmu di lorong berlumpur

Biarkan terpatri di senja kelabu

Juga hiraukan  sorakan katak2 sawah

Mereka cemburu,kita akan bertemu

Langit masih saja menangis

Di saat malam membalut senja

Lalu kucoba pejamkan   mata 

Berandai kau sudah bermanja dibahuku

Kuyakin apa yang sedang kurasakan

Persis apa yang kau dambakan

Jika demikian,

Mengapa kita  harus bersandiwara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun