Ungkapan “Only in New York “ atau “Hanya di New York” acap kali kita dengar di kota ini jika seseorang melepaskan ke kesalannya pada suatu hal menjengkelkan.Soalnya, ada beberapa kejadian yang tidak biasa kita alami di negara kita, tapi di New York atau di Amerika Serikat, sering kita jumpaihingga lama kelamaan peristiwa itu tidak asing lagi buat kita.
Misalnya, kalau ada mobil PMK me-raung2 di tengah jalan lalu membuat kita minggir, pikiran kita tentu ada kebakaran, nyatanya bukan, karena petugas pemadam kebakaran ini juga bertugas menolong orang sakit gawat.Mungkin sebagai pembuka jalan macet supaya ambulance bisa lewat lebih cepat.
Berikut, sebagai pengendara mobil, kadang2 kita terpaku ber-jam2 lamanya di jalan toll sambil ber-tanya2 apa gerangan yang sedang terjadi karena tak satupun kendaraan beringsut dan ternyata, kedua sisi jalan di tutup total di sebabkan adanya accident.Berbagai petugas hadir ditempat kejadian, ada yang sibuk, lainnya terlihat santai sambil mengawasi, termasuk petugas pemadam kebakaran.
Peraturan lalu lintas yang banyak dan nyelimet di barengi dengan sanksi berat dan menguras kantong, membuat sebagian warga NYC "berteriak" membela diri ketika di tilang oleh seorang polisi lalu lintas.Namun pemandangan serupa ini sudah jarang terjadi karena adanya alat canggih di tangan polisi membuat mereka berlalu dengan cepat setelah men"scan"data2 mobil si pelanggar.Tilangnya di kirim ke alamat si empunya mobil melalui pos.
Yang lain, ketika jaman di gital belum ada di NYC, para sopir bus di beri wewenang penuh atas bus kota yang mereka kendarai.Jadi kalau ada satu penumpang yang tidak bayar atau kurang uangnya maka sopir yang mungkin terlalu disiplin tidak mau menjalan bus sebelum ongkos terbayar penuh.Sekarang mah sudah jauh lebih baik karena adanya sistim pembayaran elektron
Dan yang terahir saya lihat dan alami sendiri, adalah ke ruwetan yang sering terjadi di kebanyakan persimpangan jalan di kota ini, yaitu, di saat lampu merah beralih menjadi putih, para pejalan kaki tentu saja sudah mulai melangkah ke tengah jalan.Apa lacur, dari samping mobil2 pada jalan juga mendekati mereka, walau pengendara2 mobil itu terkesan berhati-hati dan menunggu pejalan2 kaki lewat baru mereka di perbolehkan maju, namun tetap saja kita dengar ada beberapa pejalan kaki mengumpat dengan kata2 kotor, termasuk yang pernah saya lakukan sewaktu menemani istri nyebrang.Saat itu sang istri masih di tengah sewaktu sebuah mobil sedan hampir menyentuh tubuhnyaSaya yang berada di belakang langsung teriak dan memukul badan mobil.Si pengendara, seorang perempuan, nampak juga terkejut atas pukulan saya.
Pasti ada pengendara mobil yang ugal2an,tapi mengapa para pengendara ter-gesa2?Karena mereka juga harus memburu waktu, bila lampu masih hijau, tentu mereka masih tenang, tapi kalau sudah merah dan mobil mereka masih di perapatan, maka mereka pasti di tilang, kalau kebetulan ada polisi di sekitar situ.
Ada banyak lagi contoh2 yang bisa kita dapati di kota metropolitan ini.Namun agak susah mengingat satu persatu.Para pengendara dan warga diberi sanksi berat karena disiplin yang kurang, tapi sebaliknya kota sedikit teratur karena orang2 takut pada polisi bukan karena pistolnya tapi karena buku tilang dan sanksi lainnya.
Selain itu, disini jarang kita dengar polisi atau aparat lainnya menerima suap karena jaminan sosial mereka bagus dan dapat mereka nikmati setelah pensiun sampai meninggal dunia.Tidak terkecuali saya yang sudah ancang2 istirahat sedikit lama setelah covid19 di jinakkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H