Soal pilihan ganda dalam ujian telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan di Indonesia.
Bagi sebagian pihak, soal ini adalah alat yang efisien untuk mengukur pemahaman siswa dalam berbagai mata pelajaran. Namun, munculnya wacana untuk menghapus soal pilihan ganda dalam ujian di Indonesia telah mengundang perdebatan yang menarik. Sebagian orang berpendapat bahwa penghapusan soal pilihan ganda dapat membawa dampak positif pada pendidikan.
Pertama-tama, kita harus memahami bahwa soal pilihan ganda memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhitungkan. Salah satu masalah utama adalah "teknik menebak." Dalam soal pilihan ganda, siswa kadang-kadang dapat menebak jawaban tanpa benar-benar memahami materi pelajaran. Hal ini mungkin menggiring pada evaluasi yang tidak akurat terkait kemampuan sebenarnya siswa dalam memahami konsep dan prinsip yang diajarkan di sekolah. Dengan menghapus soal pilihan ganda, kita dapat mendorong siswa untuk lebih fokus pada pemahaman yang mendalam daripada sekadar menebak jawaban.
Selain itu, soal pilihan ganda dapat membatasi kreativitas dan pemikiran kritis siswa. Dalam banyak kasus, jawaban yang benar atau salah sudah ditentukan dalam soal, dan siswa hanya perlu memilih satu dari beberapa opsi yang ada. Ini tidak mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif atau untuk mengembangkan argumentasi yang kuat. Ketika soal esai digunakan sebagai pengganti soal pilihan ganda, siswa memiliki kesempatan lebih besar untuk mengekspresikan gagasan mereka dengan lebih bebas. Mereka dapat menjelaskan pemahaman mereka, menyusun argumen, dan memikirkan solusi yang lebih mendalam.
Penghapusan soal pilihan ganda juga dapat menghargai keragaman intelektual dan gaya belajar siswa. Setiap siswa memiliki kekuatan dan kelemahan yang berbeda dalam belajar, dan beberapa mungkin lebih unggul dalam mengekspresikan diri secara tertulis daripada dalam menghadapi soal pilihan ganda. Dengan memberikan siswa lebih banyak peluang untuk menunjukkan kemampuan mereka melalui esai, proyek, atau tugas kreatif, kita dapat menghormati perbedaan individu dalam pendekatan pembelajaran.
Penghapusan soal pilihan ganda juga dapat meminimalisir tekanan yang dialami siswa. Ujian dengan soal pilihan ganda seringkali memicu ansietas yang tinggi karena siswa merasa terjebak dengan opsi jawaban yang terbatas. Soal pilihan ganda seringkali dianggap sebagai ujian yang lebih "bernilai" daripada soal esai, yang dapat menciptakan tekanan tambahan pada siswa. Dalam hal ini, pendekatan yang lebih humanis akan mempertimbangkan kesejahteraan emosional siswa.
Namun, kita juga harus mempertimbangkan bahwa penghapusan soal pilihan ganda bukan tanpa tantangan. Evaluasi yang lebih subjektif dalam bentuk esai memerlukan waktu dan sumber daya yang lebih besar. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa proses penilaian esai dilakukan secara adil dan obyektif.
Pandangan yang setuju dengan penghapusan soal pilihan ganda dalam ujian di Indonesia, mungkin telah memberikan argumen yang kuat. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih fokus pada pemahaman yang mendalam, menghargai keragaman gaya belajar, dan mengurangi tekanan yang terkait dengan ujian. Namun, implementasinya harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan penilaian yang adil dan obyektif. Dengan menjalankan pendekatan yang lebih humanis dalam pendidikan, kita dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan penuh potensi siswa. (*)
~ H.J.H.J.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H