Bukit Menoreh akan dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan berbasis pariwisata yang berfokus pada potensi pertanian dan budaya setempat.
Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya daerah serta memanfaatkan potensi alam yang ada untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Sementara itu, pengembangan kawasan Pantai Selatan juga menjadi fokus utama. Dengan adanya jalan jalur lintas selatan dan proyek Jembatan Srandakan 3, kawasan pantai selatan di Kulon Progo akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Infrastruktur yang terhubung dengan Bandara YIA akan memudahkan akses wisatawan, baik domestik maupun internasional, untuk menikmati pesona Pantai Selatan Kulon Progo.
Hal ini akan menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan dalam sektor perhotelan, pariwisata, dan industri kreatif di kawasan tersebut.
Pusat ekonomi di masa depan
Dalam pandangan Toto Hadi Santoso, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DIY, Kulon Progo akan menjadi pusat ekonomi di masa depan.
Dukungan terhadap pembangunan aerotropolis dan pertumbuhan Bandara YIA sebagai pintu gerbang internasional akan mendorong arus investasi ke daerah ini.
Potensi pertumbuhan ekonomi yang pesat menandakan bahwa Kulon Progo bukan lagi sekadar penonton, tetapi akan menjadi pemain utama dalam pembangunan regional.
Namun, keberhasilan pembangunan aerotropolis Kulon Progo tidak hanya bergantung pada investasi dan infrastruktur. Fajar Gegana, Ketua DPC PDI Perjuangan Kulon Progo, menekankan pentingnya melakukan inventarisasi potensi-potensi yang produktif, baik dalam aspek sosial, ekonomi, toleransi, maupun keberagaman.
Pembangunan yang berkelanjutan harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan, serta memastikan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.