Kehidupan manusia dan hewan tidak terpisah di kota seperti New Delhi -semuanya adalah bagian dari gambaran yang sama, dan film ini menangkapnya dengan kombinasi keindahan yang mencolok.
All That Breathes bukanlah film dokumenter tentang kehidupan liar atau perubahan iklim yang tradisional. Film ini tidak memiliki narator atau fakta yang ditampilkan di layar. Informasi tentang penderitaan elang-elang Delhi diperoleh dari Nadeem dan Saud.
Ini adalah film yang paham betul bahwa peduli terhadap semua yang bernapas tidak semudah memiliki niat baik, dan seringkali membutuhkan pengorbanan dan komitmen yang intens.
Nadeem dan Saud konon melihat langit sebagai pelarian dari masa kecil mereka di lingkungan Muslim kelas pekerja, dan mereka percaya bahwa memberi makan dan merawat burung-burung tersebut mengurangi kesulitan mereka dan mendatangkan pahala agama.
All That Breathes bukan hanya tampilan alam yang indah secara puitis, namun juga membingkai ulang: mengapa hal-hal ini seharusnya penting bukan hanya bagi orang-orang sebaik Nadeem dan Saud, tetapi bagi kita semua.
Film ini menantang kita untuk merenung tentang hubungan kita dengan alam dan dengan sesama makhluk hidup di dunia ini.
Momen-momen luar biasa yang tertangkap dalam dokumenter ini mengajak kita untuk melihat keindahan dan kerapuhan alam dengan mata baru, dan menghargai perlunya perlindungan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar kita.
Sen telah menciptakan sebuah karya sinematik yang kuat, yang membawa kita ke dalam perjalanan yang memikat dan menggetarkan hati, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga semua yang bernapas dalam harmoni dengan alam. (*)
~ H.J.H.J.
